Puluhan ABK Indonesia Jadi Korban Perbudakan di Afsel

ilustrasi-Penjara
Sumber :
  • writetoreel.com

VIVAnews - Sebanyak 75 Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia dikabarkan menjadi korban perbudakan oleh kapten kapal tempat mereka bekerja di Afrika Selatan. Mereka kali pertama ditemukan oleh otoritas Afsel karena dituduh melakukan pemancingan ilegal.

Laman All Africa, Senin 2 Desember 2013 melansir ke-75 ABK itu terjebak dalam tujuh kapal pukat nelayan yang bersandar di tepi pantai Cape Town selama tiga bulan. Otoritas setempat akhirnya mengizinkan puluhan ABK itu untuk menjejakkan kaki di Cape Town pada Sabtu pekan lalu.

Mereka membiarkan para ABK asal Indonesia untuk keluar dari kapal setelah media Afsel ramai-ramai memberitakan bahwa persediaan makanan di sana menipis, karena mereka tetap terjebak di Teluk Cape Town. Kepada media Prancis, salah satu ABK itu mengaku telah bekerja sepanjang waktu, namun tidak memperoleh bayaran sepeser pun.

"Kondisinya sangat, sangat menyedihkan. Terkadang kami bekerja seperti seorang budak di sini. Saya mulai bekerja dari pukul tiga dini hari dan selesai bekerja pukul dua dini hari keesokannya. Saya hanya dapat tidur selama satu atau dua jam saja," ujar ABK itu.

Penampilan Makin Sopan, Nikita Mirzani Ternyata Diawasi Rizky Irmansyah

Perhatian Pemerintah

Seorang pengacara kelautan Afsel, Alan Goldberg, mengaku dia tengah bekerja sama dengan pejabat setempat untuk menuntaskan kasus ini. Goldberg menyebut ke-75 ABK sengaja ditahan oleh kapten kapal agar mereka tidak menagih upah yang seharusnya dibayarkan kepada mereka.

"Selain itu, dengan demikian, kapten kapal juga tidak perlu memulangkan para ABK ini ke Indonesia. Motif si pelaku yaitu supaya kapal ini dapat dijual sesuai dengan perintah pengadilan maritim," ujar Goldberg.

Skenario ini, ujar Goldberg jika dijalankan, maka akan memakan waktu lama hingga empat bulan. Saat ini, ke-75 ABK Indonesia sudah berada di pusat repatriasi di Johannesburg.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene, mengatakan kasus ini tengah ditangani oleh KJRI di Cape Town. "Mereka sudah membantu para ABK baik untuk penyelesaian kasusnya maupun kebutuhan pokok," ujar Tene dalam pesan singkat yang diterima VIVAnews pada Selasa 3 Desember 2013.

Baik KBRI dan KJRI saat ini tengah menyiapkan proses pemulangan bagi para ABK ke tanah air. (ren)

Sidang Sengketa Pilpres di MK, Bawaslu Sebut Jokowi Bagi-bagi Bansos Tak Langgar Netralitas
Toko Alat Musik

Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia

Tujuan dari ekspansi ini adalah untuk meningkatkan pengalaman musik bagi para musisi di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024