RI Dukung Deklarasi Abidjan untuk Angkat Reputasi Sawit

Kelapa sawit.
Sumber :
  • Antara/Maril Gafur
VIVAnews
Angger Dimas Ungkap Alasan Sang Ibunda Dimakamkan Dekat Makam Dante
- Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, Rabu 16 Oktober 2013, menyatakan bahwa Deklarasi Abidjan Pantai Gading di Afrika pada Juni lalu patut didukung oleh Indonesia.

Prabowo: Tuduhan Prabowo-Gibran Menang Curang Lewat Bansos Sangat Kejam

Deklarasi Abidjan merupakan wujud kerja sama negara-negara produsen kelapa sawit di Afrika untuk menepis berbagai kampanye negatif atas produk kelapa sawit.
Taylor Swift Tolak Tawaran Manggung Rp 146 Miliar! Pilih Fokus ke Album Baru daripada Uang?


"Kami ke Pantai Gading. Semua negara penghasil sawit bersatu untuk menghadapi tuduhan negatif tersebut. Oleh karena itu, kami bergabung dengan mereka, memperkuat kerja sama," ujar Derom di Jakarta.


Derom menambahkan, ia turut menandatangani Deklarasi Abidjan itu untuk memperbaiki reputasi produksi kelapa sawit Indonesia di dunia internasional. "Saya diundang menandatangani Deklarasi Abidjan," kata Derom.


Ia menambahkan, untuk membuktikan bahwa kelapa sawit merupakan komoditas yang ramah lingkungan dan layak diperdagangkan, perlu didukung penelitian mengenai berbagai manfaat dan keunggulannya.


"Sawit itu juga ada kandungan untuk menyembuhkan penyakit kanker. Kalau itu bisa dibuktikan para peneliti, sawit akan diburu seperti minyak ikan yang mengandung omega 3," kata Derom.


Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Hatta Rajasa, menyatakan bahwa pemerintah mendukung upaya untuk mengangkat reputasi kelapa sawit ini.


Menurut Hatta, dalam menangkis tudingan-tudingan negatif akan produk sawit Indonesia, memang dibutuhkan kerja sama semua pihak. Hatta pun meminta jajaran pemerintahan yang terkait bisa lebih bersinergi dalam mendukung penelitian terkait kelapa sawit.


"Kementerian Perdaganagan jangan jalan sendiri, Kementerian Pertanian juga. Kementerian Ristek dan Kementerian Perindustrian juga harus bersatu," kata Hatta.


Dalam pandangan Hatta, ada dua tantangan yang dihadapi industri sawit Indonesia saat ini.
Pertama,
bagaimana perkembangannya dapat memberikan nilai lebih kepada masyarakat, khususnya di daerah produsen.


"Kami kini membangun
rules development
di daerah. Kami bisa buktikan keberadaan sawit ini bisa mengurangi kemiskinan, dengan lapangan pekerjaan, termasuk perbaikan sekolah, dan sebagainya," kata Hatta.


Tantangan
kedua,
bagaimana dapat terus meningkatkan daya saing produk Indonesia di dunia internasional. Beberapa produsen dunia telah mengembangkan produk-produk yang memiliki standar tinggi, hal tersebut harus diwaspadai. "Negara-negara lain tidak diam," kata Hatta. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya