Perjuangkan CPO di APEC, RI Bikin Daftar Tandingan?

Peluncuran kendaraan Go Green di KTT APEC Nusa Dua Bali
Sumber :
  • VIVAnews / Santi Dewi
VIVAnews
Ketua KPU Dilaporkan karena Diduga Lakukan Tindakan Asusila
- Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional dari Kementerian Perdagangan, Imam Pambagyo, mengungkap jurus baru yang diluncurkan pemerintah agar produk unggulan Indonesia bisa memperoleh keringanan tarif bea masuk impor. Caranya, Pemerintah melalui Kemdag tengah menggodok sebuah proposal baru berisi konsep daftar produk unggulan yang serupa dengan Environmental Good List, yang telah disepakati APEC pada KTT 2012.

2 Motor Adu Banteng di Kembangan Jakbar, 1 Orang Tewas

Demikian ungkapan Imam, ketika memberikan keterangan pers di ruang Mengwi, Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), pada Minggu 6 Oktober 2013. Proposal ini disebut Imam sudah masuk ke dalam pernyataan bersama para Menteri se Asia Pasifik dalam poin mempromosikan pertumbuhan hijau.
Panglima TNI Lantik Marsda TNI Khairil Lubis Jadi Pangkogabwilhan II


Dia mengatakan ada perbedaan antara konsep yang diprakarasai oleh Indonesia ini dibandingkan dengan daftar serupa yang dicanangkan di KTT APEC 2012 di kota Vladivostok.

"Prakarsa yang dikembangkan saat ini lebih dalam dan lebih bermakna. Selain mendorong proses perdagangan supaya lebih rendah hambatan-hambatannya, tetapi juga dipastikan bahwa produk yang tengah kami dorong bisa memberikan sumbangan nyata kepada pedesaan dan pengentasan kemiskinan," ungkap Imam.


Menurut Imam, proposal yang ditawarkan oleh Indonesia lebih bermakna tidak saja dari sisi perdagangan, tetapi juga bagi ekonomi setempat dan lingkungan sosial.


"Pada gilirannya, konsep ini nantinya akan menyumbang pelestarian lingkungan di mana masyarakat pedesaan tinggal," kata dia.


Saat konsep ini didiskusikan dalam pertemuan antar Menteri se Asia Pasifik (AMM), Imam mengatakan bahwa proposal ini ditanggapi secara positif oleh negara anggota APEC lainnya. Beberapa negara seperti Australia dan Amerika Serikat disebut Imam turut memberikan masukan sehingga proposal itu berbentuk seperti yang saat ini tertulis.


Bahkan China dan Papua Nugini, sudah menyatakan kesanggupannya untuk menjadi co-sponsor bagi proposal tersebut.


"Sementara kami juga mendapat indikasi dari Peru dan Malaysia, bahwa tahun depan mereka akan masuk dan turut menjadi co-sponsor dari prakarsa tersebut," imbuh dia.


Imam mengatakan, Peru memiliki kepentingan mendukung proposal itu, karena mereka ingin memasukkan produk-produk organik yang banyak diproduksi oleh masyarakat mereka ke dalam daftar gagasan Indonesia.


Konsep dari proposal ini, ujar Imam, nantinya juga akan menurunkan tarif bea masuk impor hingga maksimal 5 persen. Namun Imam mengatakan parameternya tidak hanya ramah lingkungan saja, tetapi juga harus betul-betuk menyentuh rakyat di pedesaan. Tenggat waktu penurunan tarif bagi daftar konsep baru yang digagas Indonesia ini juga sama seperti EG List APEC, yakni di tahun 2015.


Belum Rinci

Ditanya soal rincian produk-produk apa saja yang masuk ke dalam daftar itu, Imam mengaku tidak dapat mengungkap informasi sedetail itu.


"Untuk saat ini fokus kami adalah proposal ini digolkan di Bali dan prakarsanya diterima. Setelah itu usai dari KTT di Bali kami akan menyusun bagaimana mengoperasionalkan parameter tadi yang akan melibatkan APEC Support Unit (PSU)," papar Imam.


PSU ini nantinya akan mengkaji bagaimana mengembangkan parameternya, seperti kriteria bagi anggota APEC yang dianggap sudah bisa memenuhi elemen dalam daftar tersebut.


"Tentu kerangka berpikirnya bukan terbalik ya. Bukan jenis produk dimasukkan ke dalam daftar lalu baru ditentukan parameternya. Tapi sebaliknya. Parameter konsep ini sejak awal sudah jelas, bahwa produk ini fokusnya tidak hanya perdagangan tapi aspek lain dari masyarakat yang lebih luas di pedesaan, ada unsur sosial, ekonomi pedesaan, dan seterusnya," ujarnya.


Kendati proposal itu belum memiliki nama, pemaparan jenis produk yang dapat dimasukkan ke dalam daftar, namun Imam optimistis pada kuartal pertama tahun 2014, langkah pertama untuk penentuan parameter produk telah selesai dibuat. Kini, tujuan Kemdag dalam KTT APEC ini hanya satu yaitu bisa menggolkan proposal ini agar masuk ke dalam deklarasi para pemimpin pada tanggal 8 Oktober mendatang.


"Terus terang untuk mengenalkan proposal ini kepada negara-negara anggota APEC tidak mudah, oleh sebab itu kami akan terus bekerja keras," kata Imam.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya