Krisis Listrik Sumatera, Wapres Minta 2 Menteri Cari Solusi

Gubernur BI Budiono tiba di KPK
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews
Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit
- Wakil Presiden, Boediono meminta Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara.

5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa

“Saya minta kedua menteri segera merumuskan langkah bersama untuk menyelesaikan krisis ini,” kata Wapres Boediono dalam Rapat Koordinasi Kelistrikan di Kantor Wakil Presiden, Rabu 11 September 2013.
Menginspirasi Generasi Baru, Fashion Crafty Jakarta Hadirkan Kolaborasi Fashion Photos Project 5


Tak hanya menyelesaikan krisis jangka pendek, Wapres juga meminta kedua menteri merumuskan payung kebijakan yang lebih bersifat jangka menengah panjang untuk mencegah krisis terulang kembali di Sumatera Utara. Dalam rapat koordinasi itu juga membahas berbagai masalah pembangunan pembangkit listrik agar tidak mengalami hambatan dan dapat selesai tepat waktu.


Menteri BUMN Dahlan Iskan membenarkan bahwa belakangan ini pasokan listrik di Sumatera Utara berkurang sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan industri maupun konsumen.


“Kelangkaan listrik ini terjadi karena ada beberapa pembangkit, seperti Sibolga, yang masih menjalani perawatan,” katanya.


Dahlan menambahkan, perawatan pembangkit ini menimbulkan defisit pasokan listrik di Sumatera Utara sebesar 324 MW. Masalahnya, kata dia, perbaikan ini dijadwalkan baru selesai dalam tempo tiga bulan, atau pada Desember mendatang.


"Maka sebagai langkah urgen mengatasi kekurangan listrik selama masa perbaikan ini,  saya sudah meminta PLN menyewa generator pembangkit listrik. Secara bertahap PLN akan menyewa beberapa pembangkit yang beroperasi bertahap mulai minggu ke dua bulan September hingga nanti mencapai total kapasitas sebesar 430 MW," ujarnya.


Sementara, Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan bahwa ia sudah menandatangani tambahan alokasi gas sebesar 4 MMSCFD untuk PLN Sumatera Utara.


Ia menuturkan, jika tambahan pasokan gas ini sudah mengalir, PLN akan dapat menghidupkan PLTU Belawan yang memang memakai bahan bakar gas. Ada tambahan pasokan listrik sekitar 20 MW dari sini.


Beberapa pembangkit yang prosesnya sudah berjalan itu antara lain, pembangkit listrik Nagan Raya yang akan selesai Oktober 2013  dengan kapasitas 110 MW. Sedangkan pada 2014 mendatang ada beberapa pembangkit baru dengan total kapasitas 690 MW yang dijadwalkan mulai beroperasi.


Pembangkit-pembangkit itu adalah, PLTU Nagan Raya 2 (110 MW, Februari 2014), PLTU Pangkalan Susu 1 (200 MW, Maret 2014), PLTU Pangkalan Susu 2 (200 MW, Mei 2014), serta PLTMG Arun (180 MW, Desember 2014).


Masih ada lagi pasokan listrik dari panas bumi. Jika pembangunannya lancar, PLTP Sarulla akan mulai beroperasi pada tahun 2016. PLTP Sarulla secara bertahap akan menambah pasokan listrik di Sumatera Utara sebesar 110 MW pada 2016 dan terus meningkat menjadi 220 MW pada 2017.


Di luar masalah kelistrikan di Sumatera, rapat koordinasi ini juga membahas hambatan pembangunan PLTU Jawa Tengah di Batang yang berkapasitas 2 X 1.000 MW. Hambatan utama di sini adalah pembebasan tanah yang belum tuntas. Tersendatnya pembebasan tanah ini membuat pembiayaan proyek ini juga belum mendapatkan lampu hijau (
financial close
) dari para kreditur. Langkah-langkah berikut untuk memastikan dan mempercepat penyelesaian masalah ini akan dikoordinasikan oleh Kantor Menteri Koordinator Ekonomi.  (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya