Sumber :
- Antara/ Nila Fu'adi
VIVAnews - Harga petai beberapa hari terakhir melambung tinggi dan mendekati harga jual daging. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (Asparindo), Ngadiran, Jumat 7 Juni 2013, mengungkapkan salah satu faktor penyebab kenaikan harga itu.
"Harga petai menjadi mahal, salah satu penyebabnya karena faktor musim," kata Ngadiran, saat dihubungi VIVAnews.
Baca Juga :
Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya
Ngadiran mengatakan bahwa saat ini musim panen belum masuk di beberapa daerah sentra penghasil tanaman berbau khas ini, misalnya di Tasikmalaya, Pandeglang, dan Cianjur. Selain itu, faktor iklim dan kesehatan tanaman turut serta memengaruhi jumlah produksi petai.
Baca Juga :
Terpopuler: Alasan Heerenveen Lepas Nathan Tjoe-A-On, Calon Kiper Timnas Indonesia Sabet Scudetto
"Iklim yang tidak baik menyebabkan hasil petai tidak bagus. Lalu, penyakit yang menyerang tanaman ini menyebabkan pohon petai rontok," kata dia.
Kini, harga per papan tanaman bernama Parkia speciosa ini sebesar Rp15 ribu. Harga ini meningkat tiga kali lipat dari harga sebelumnya, yaitu berkisar Rp3-5 ribu per papan.
Bahkan, di beberapa tempat, seperti di Sumatera, harga petai nyaris menyamai harga daging, yaitu sebesar Rp80 ribu per kilogram.
Kenaikan harga pangan ini sudah terjadi pada bulan kemarin. "Sudah terjadi mulai bulan Mei. Tapi, kami tidak begitu khawatir, karena ini bukanlah bahan pangan pokok seperti cabai dan bawang merah," kata Ngadiran. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kini, harga per papan tanaman bernama Parkia speciosa ini sebesar Rp15 ribu. Harga ini meningkat tiga kali lipat dari harga sebelumnya, yaitu berkisar Rp3-5 ribu per papan.