Mensos Alokasikan Rp2 M Kompensasi Penutupan Lokalisasi

Ketua Majelis Syuron PKS Salim Segaf al Jufri
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri, mengajak semua pihak membantu pemerintah dalam program pengentasan kemiskinan, dan ikut peduli mengentas dan memberikan ketrampilan kepada mantan wanita tuna susila, agar bisa mandiri dan bisa kembali ke masyarakat, yang berarti ikut membantu mencegah penularan bahaya HIV/AIDS.
Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!

Terkait itu, Kementerian Sosial memberikan bantuan sebesar Rp2 miliar untuk sebanyak 257 orang eks wanita tuna susila di Banyuwangi, Jatim yang lokalisasinya di tutup.
Pemerintah Harus Antisipasi Kebijakan Ekonomi-Politik Imbas Perang Iran-Israel

"Ini seperti yang diinstruksikan Presiden untuk terus berupaya mengentas kemiskinan. Karena, kemiskinan itu akan memunculkan kesenjangan dan permasalahan sosial lainnya," ujar Asegaf usai memberikan bantuan kepada mantan pekerja seks komersial di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin 27 Mei 2013.
Prediksi Premier League: Fulham vs Liverpool

Salim menambahkan, yang dilakukan adalah bagian program nasional penutupan sekitar 47 lokalisasi WTS yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Jatim.

"Terkait itu, kita bersinergi dengan pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan pihak terkait. Targetnya, akhir tahun ini semua lokalisasi di Jatim bisa di tutup," tegasnya.

Kesempatan yang sama, Bupati Banyuwangi, Azwar Anas, menyebut ada sebanyak 13 lokalisasi di Banyuwangi, dan yang saat ini dilakukan penutupan enam lokalisasi. Di antaranya, lokalisasi Padang Pasir dan Blibis di wilayah Rogojampi; Ringin Telu di Bangorejo; Kelopoan di wilayah Sempu; Pulo Merah di Pesanggrahan dan lokalisasi Pakem di Kecamatan Banyuwangi.

"Seperti program yang dicanangkan pemerintah provinsi, akhir tahun ini kita harapkan semua bisa ditutup," ujar Azwar Anas.

Ia menjelaskan, dana yang diterima dan disalurkan, pihaknya menyebut menggandeng LSM dan pendamping untuk memberikan bimbingan pelatihan ketrampilan dan penyuluhan kepada mantan pekerja seks di Banyuwangi.

Selama tiga bulan, mantan WTS mendapat pelatihan, dengan menerima uang jatah hidup (Jadup) sebesar Rp20 ribu setiap hari perorang, yang diterima selama 3 bulan, atau total Rp600 ribu sebulan. Setelah dinyatakan mampu dan siap mandiri, perorang menerima Rp5 juta untuk modal kerja dan tidak kembali ke profesi lama.

Di tempat yang sama, Ketua Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS), Mochammad Khoiron dari LSM pendamping mantan pekerja seks, menyebut pemberian ketrampilan dilakukan bersama elemen lain, termasuk membantu memberikan ketrampilan dan penyaluran dana.

"Itu kita lakukan sampai mereka paham, dan siap mandiri untuk bekal kembali ke keluarga dan diterima masyarakat," ucap Khoiron.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya