Menang di Jateng Tapi Kalah di Bali, Ini Reaksi PDIP

Megawati Pimpin Deklarasi Pasangan Cagub Ganjar-Heru
Sumber :
VIVAnews
Chelsea Proteksi Raheem Sterling dari Hinaan Fans
– Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo menyambut kemenangan sementara Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko di Pilkada Jawa Tengah. Berdasarkan hasil hitung cepat berbagai lembaga survei, 26 Mei 2013, pasangan nomor urut tiga yang diusung PDIP itu menempati urutan teratas dengan mengantongi 49,35 persen suara (versi Lingkaran Survei Indonesia).

Heboh Dugaan TPPO, Begini Pengakuan Mahasiswa Unnes saat Ikuti Ferienjob di Jerman

“Atas kemenangan Ganjar-Heru berdasarkan
Putra Tamara Bleszynski Ditabrak Orang Tak Bertanggung Jawab di Depan Rumah
quick count semua lembaga survei, PDI Perjuangan mengucapkan terima kasuh kepada semua pihak, mulai struktur partai, kader, simpatisan, anggota partai, masyarakat pemilih, media, dan teman-teman parpol lain yang memberikan dukungan politik kepada Ganjar-Heru,” kata Tjahjo.


Dalam Pilkada Jateng, ujar Tjahjo, hampir seluruh fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat PDIP terjun langsung ke provinsi itu di bawah komando Ketua DPP PDIP Puan Maharani, untuk meyakinkan warga memilih Ganjar-Heru. Pola seperti ini juga diterapkan PDIP dalam kampanye Jokowi-Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2013. “Maka soliditas kader menjadi kata kunci kemenangan ini,” ujar Tjahjo.


Menurutnya, kemenangan Ganjar juga merupakan bukti bahwa warga Jawa Tengah menginginkan perubahan menuju kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu Tjahjo mengingatkan Ganjar dan Heru untuk merealisasikan janji-janji kampanye mereka.


Puan yang mengomandoi langsung kampanye pemenangan Ganjar-Heru, tak bisa menyembunyikan kegembiraanya. “Perubahan baru bisa terjadi ketika partai bergandengan bersama rakyat. Kemenangan di Jateng istimewa buat PDI Perjuangan karena banyak pencinta Bung Karno di wilayah ini,” kata Puan yang juga berasal dari daerah pemilihan Jawa Tengah.


“Selaku panglima tempur, saya ucapkan terima kasih kepada semua yang sudah bekerja keras memenangkan Ganjar-Heru,” kata putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu. Ia mengingatkan, Jawa Tengah merupakan salah satu basis penting PDIP di Indonesia, sehingga bisa dibilang PDIP memang wajib menang di provinsi itu.


Kalah di lumbung suara lainnya


Sayangnya PDIP gagal di lumbung suara lain yang tak kalah pentingnya, Bali. Apabila pada Pilkada Bali 2008 PDIP berhasil memenangkan calon mereka, kali ini mereka gagal. Ironisnya, calon gubernur yang dinyatakan menang oleh KPUD Bali dalam Pilkada Bali 2013 ini adalah calon yang dahulu diusung PDIP dalam Pilkada Bali 2008, Made Mangku Pastika. Bedanya, kali ini Pastika maju dari Golkar, Demokrat, dan tujuh partai lainnya.


Calon yang diusung PDIP bersama PKS dalam Pilkada Bali 2013, Anak Agung Ngurah Puspayoga-Dewa Nyoman Sukrawan, kalah dengan selisih 996 suara dari pasangan Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta. PDIP lantas menolak hasil rekapitulasi KPUD Bali dan akan menggugatnya ke Mahkamah Konstitusi. PDIP membawa sembilan boks kontainer yang diklaim berisi bukti kecurangan dalam Pilkada Bali.


DPP PDIP sendiri menyatakan mereka salah strategi dalam Pilkada Bali. “Ada pola penanganan yang berbeda di Bali. Kami terlalu percaya diri di Bali,” kata Ketua DPP PDIP Trimedya Panjaitan, Senin 27 Mei 2013. Tak ayal kekalahan ini mengejutkan PDIP.


Trimedya menyatakan, Megawati langsung memanggil dan mengumpulkan tujuh bupati di Bali yang berasal dari PDIP. “Ibu Mega kecewa. Dia tidak menyangka 7 bupati dari 9 kota/kabupaten di Bali yang merupakan kadernya, tidak bisa berbuat apa-apa. Pasti ada masalah,” kata anggota DPR itu.


Ia mengatakan, kekalahan PDIP di Bali aneh karena tujuh wilayah di Bali yang dipimpin kader-kader PDIP itu merupakan kantung suara di setiap Pilkada Bali. Hal ini pula yang menurut Trimedya, kemungkinan menjadikan PDP lengah dan tidak memperhitungkan baik-baik rivalnya dalam Pilkada Bali. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya