- Twitter/darinmumtaz
VIVAnews – Darin Mumtazah (19 tahun) menjadi buah bibir di sekolahnya sendiri karena ramai diberitakan terkait kasus pencucian uang tersangka suap daging impor yang juga mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Pihak sekolah semakin kaget karena penyidik KPK datang langsung ke SMK Dewi Sartika, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
KPK dua kali datang ke sekolah Darin. Keduanya di hari yang sama, 18 April 2013, namun di waktu yang berbeda, yaitu siang dan sore harinya. “KPK membawa surat tugas. Mereka mencari kebenaran informasi soal Darin,” kata Kepala Sekolah SMK Dewi Sartika, Sri Saidah, Jumat 24 Mei 2013.
Sri bingung karena Darin disebut-sebut sudah menikah siri dengan Luthfi Hasan. “Soal nikah siri, saya tidak bisa komentar. Tapi menurut aturan sekolah, anak yang ikut ujian harus berstatus belum menikah, kecuali dia menempuh ujian paket C,” ujar Sri.
Sri mengatakan, sesungguhnya ia pun saat ini ingin bertemu Darin untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada perempuan kelahiran Bondowoso, 29 Maret 1994 itu. Namun sejak KPK mencari Darin ke sekolah, Darin tak pernah lagi muncul. Apalagi ia memang sudah menyelesaikan Ujian Akhir Nasional, sehingga tidak wajib datang ke sekolah.
Menurut Sri, status Darin di sekolah adalah perawan, bukan menikah. “Saya mengamati dia, tidak ada perubahan postur tubuh seperti yang biasanya terjadi pada orang yang sudah berumah tangga atau berhubungan (badan),” kata dia.
Darin sendiri kini ditanyakan telah lulus UN. Soal keberadaannya, hanya pihak keluarga yang mengetahui. Sore kemarin Darin sempat terlihat di sekitar rumahnya, namun mobil yang ditumpanginya buru-buru tancap gas ketika salah seorang tetangga mengenalinya.
Ibunda Darin sendiri minta semua pihak berhenti mencari-cari anaknya. “Enggak usah cari anak saya. Dia bukan istri Luthfi. Kalau memang dia istri Pak Luthfi, mana pemberian Pak Luthfi untuk Darin? Kalau Darin istri Pak Luthfi, saya mau rumah, mau mobil, mau deposito,” kata Mufidah.
Namun kerabat dekat ibunda Darin, Umam Bahanan, justru mengatakan Luthfi Hasan telah memberi mobil Mitsubishi Grandis warna hitam untuk Darin yang kini telah disita KPK.
Salah seorang tetangga Darin mengatakan, Grandis itu biasanya dipakai oleh ayah Darin. “Itu . Dulu waktu mereka baru pindah ke sini, belum punya mobil, baru punya motor,” kata Endah.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah, menegaskan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepertinya ingin menghancurkan moral Luthfi Hasan Ishaaq melalui seorang wanita muda, Darin Mumtazah. Hal itu disampaikan Fahri di gedung DPR, Rabu 22 Mei 2013. Tindakan itu dilakukan KPK, lanjutnya, demi memenangkan opini publik. Sehingga, setelah moral Luthfi hancur di mata masyarakat, baru KPK melakukan proses hukum.
"Itu bagian dari festival KPK. Dia menangkan dulu opini publik, disinggung, moral hancur, lalu masuk ke hukum. Karena mau menghukum orang dihancurin dulu moralnya," kata Fahri.
Menurut Fahri, kewenangan penyadapan yang diberikan, telah disalahgunakan oleh KPK. Sebab, KPK tak menggunakan pasal KUHP. Menurutnya, penyadapan dasarnya undang-undang. "Di Indonesia PP penyadapan ditolak, KUHAP diabaikan nggak mau dipakai, akhirnya nggak ada aturan penyadapan. Itu yang disadap karena maunya KPK," tutur dia.
"Dia menyadap Luthfi soal pustun, hancur Luthfi, hancur Fathanah. Karena penyadapan merampas hak orang," tegasnya.
Ibunda Darin Mumtazah membantah keras bahwa anaknya adalah istri Luthfi Hasan. Luthfi Hasan, katanya, memang pernah datang ke rumahnya tapi tidak ada urusannya dengan Darin, yang berurusan adalah ayah Darin dengan Luthfi Hasan. (
Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas, menilai bahwa kritik keras PKS terhadap KPK berlebeihan. Penetapan Luthfi sebagai tersangka, katanya, sudah sesuai dengan ketentuan hukum(umi)
Sosok Abu Shujaa, Komandan Perang Al Quds yang 'Bangkit' dari Kematian
Abu Shujaa pun dinyatakan telah tewas oleh Israel pada hari Jumat lalu. Namun, mengejutkannya, Abu Shujaa tiba-tiba 'bangkit dari kubur'.
