- VIVAnews/Fajar Sodiq
VIVAnews - Ratusan pelajar dan mahasiswa di Solo tak ingin menyia-nyiakan fenomena alam gerhana matahari yang terjadi pukul 06.00 WIB. Mereka berkumpul di Observatorium Pondok Pesantren Modern Assalam, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo untuk menyaksikan gerhana matahari yang berlangsung sekitar 45 menit.
Pantauan VIVAnews, para pelajar dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di daerah Solo dan sekitarnya mulai berdatangan ke Observatorium Assalam sekitar pukul 06.00 WIB. Tak hanya pelajar, sejumlah masyarakat umum dan mahasiswa dari IAIN Surakarta juga ikut melihat proses terjadinya fenomena alam tersebut.
Untuk melihat secara langsung proses terjadinya gerhana matahari, pihak pengelola obsevatorium menyediakan lima teleskop yang terdiri dari satu teleskop khusus matahari, dan empat teleskop yang menggunakan filter. Bahkan, pengunjung bisa melihat secara live terjadinya gerhana matahari melalui layar televisi yang disambungkan ke salah satu teleskop yang dipasangi perangkan kamera digital.
Pengasuh Club Astronomi Santri Assalam (CASA), AR Sugeng Riyadi, mengatakan, di wilayah Jawa gerhana yang terjadi hanya sebagian. Gerhana cincin baru akan terlihat di wilayah timur Indonesia seperti Merauke maupun di wilayan negara Australia.
"Berbeda tempat, berbeda bentuk untuk melihat gerhana matahari itu. Sedangkan di Solo penampakan gerhana matahari hanya gerhana sebagian," kata Sugeng kepada VIVAnews, Jumat, 10 Mei 2013.
Di wilayah Solo dan sekitarnya, dijelaskan dia, gerhana matahari terjadi saat mulai matahari terbit sekitar pukul 05.40 WIB hingga selesai pada pulul 06.30 WIB. Karena di ufuk timur kota Solo terdapat banyak bangunan dan Gunung Lawu, gerhana baru bisa muncul lima menit setelah matahari terbit.
"Mulai terlihat gerhana matahari di Solo sekitar pukul 05.45 WIB. Dengan kondisi seperti itu, maka kita punya kesempatan cukup lama untuk melihat gerhana matahari, yakni selama 45 menit," ungkap Sugeng.
Saksikan Langsung
Menurut dia, gerhana matahari terjadi saat posisi matahari dan bulan bersatu. Matahari tertutup bulan sebagian sekitar 40 persen. Selanjutnya pada pukul 06.30 WIB, kontak antara matahari dan bulan mulai lepas.
"Ternyata berdasarkan perhitungan astronomi yang kita praktikan tepat dan terbukti di alam. Antara hitungan dan riil sangat presisi, baik dari sisi besaran matahari yang tertutup hingga lepasnya kontak dengan bulan," kata Sugeng.
Dengan kondisi seperti itu, lanjut Sugeng, para pengunjung yang berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum bisa puas melihat dengan langsung dan jelas terjadinya gerhana matahari cincin.
"Mereka sangat puas karena bisa melihat dengan detail terjadinya proses gerhana melalui teleskop maupun layar televisi," papar dia.
Sementara itu, salah satu pelajar Kelas IV SD Muhammadiyah Progam Khusus Solo, Balqis Srikandi Wiryaman mengatakan senang bisa melihat proses terjadinya gerhana matahari secara langsung di observatorium. "Saya jadi tahu secara nyata terjadinya gerhana matahari karena selama ini tahunya gerhana matahari hanya dari pelajaran saja," kata dia. (ren)
Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa
Kementan lepas ekspor komoditas kelor 21 ton ke Cina, komoditas kelapa 33 ton ke Yordania, komoditas teh 200 kilogram ke Turki dan Rusia.
