Nelayan Marunda Protes Limbah Kanal Banjir Timur

Air Kanal Banjir Timur Berbusa
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Para nelayan di Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara, mengeluhkan pembangunan Kanal Banjir Timur. Sebab, menurut mereka, keberadaan kanal pengendali banjir itu justru memperbanyak limbah yang mencemari laut. 
Man Utd Incar Penyerang Tua yang Bela Real Madrid

"Sejak ada pembangunan KBT, limbahnya menjadi sangat banyak," kata Habibah, seorang nelayan yang tinggal di perkampungan nelayan Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat 8 Maret 2013.
Ekonomi Tumbuh 5,6% di 2024, Pemprov DKI Yakin Bisa Atasi Inflasi

Habibah mengatakan, limbah ini bisa mematikan sumber penghasilan mereka di laut, yaitu ikan dan kerang-kerangan. Jika cemaran itu mengalir ke laut dan mengotori permukaannya, polutan itu bisa merusak kehidupan laut dengan meracuni hewan-hewan di sana. 
Polisi Sebut Kecelakaan Beruntun di GT Halim Libatkan 9 Kendaraan

Begitu pula dengan limbah yang meresap ke dalam pasir pantai. Limbah inilah yang mematikan kehidupan hewan yang hidup di balik pasir, seperti kijing, remis, dan rajungan.

"Kalau limbah atas, ikan-ikan bisa mati. Kalau limbah bawah, kerang-kerangan yang mati," ungkapnya.

Bukan hanya pembangunan KBT yang dia keluhkan, pembangunan rumah hiburan malam di samping perkampungannya juga membuatnya resah. "Sekarang malah dibangun diskotek di samping perkampungan saya," ujarnya.

Seperti diketahui, kanal banjir yang membentang dari Kebon Nanas, Jakarta Timur, hingga Pantai Marunda, Jakarta Utara, merupakan pengendali banjir yang sengaja dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kanal ini menampung aliran Kali Ciliwung, Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, dan Kali Cakung dan panjang kanal tersebut mencapai 23,5 kilometer. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya