Orang Sulu di Sabah Tetap Menolak Pulang

Tentara Malaysia menjaga pintu masuk menuju Lahad Datu, Sabah
Sumber :
  • REUTERS/Bazuki Muhammad
VIVAnews -
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir Panggilan KPK
Pemerintah Filipina menurunkan kapal perangnya ke perairan dekat Lahad Datu, Sabah, untuk menjemput orang-orang Sulu yang menduduki daerah itu. Namun, pihak Sultan memastikan tidak akan ada orang-orangnya yang pergi dari wilayah yang mereka klaim tersebut.

10 Lahan Terlantar yang Paling Menakjubkan di Bumi Saat Ini

Pekan ini adalah pekan ketiga ratusan orang Sulu menduduki desa Tanduao di Lahad Dato. Belum ada pergerakan apapun baik dari orang Sulu dan tentara Malaysia yang telah mengepung wilayah tersebut sejak pertama peristiwa ini terjadi.
Barikade 98 Ajukan Amicus Curiae, Minta Hakim MK Putuskan Sengketa Pilpres Secara Adil


Laman
The Star
Malaysia mengatakan ada titik terang berakhirnya konflik. Hal ini menurut kantor berita itu, terlihat dari mendekatnya kapal perang Filipina untuk mengevakuasi warga sipil dari kelompok Sulu di Sabah.


"Hal ini adalah tanda bahwa pemimpin kelompok ini, Azzimudin Kiram bersiap meninggalkan desa," tulis The Star, Senin 25 Februari 2013.


Menurut Kementerian Luar Negeri Filipina, kapal perang angkatan laut mereka berangkat dari Bongao, Tawi-tawi sekitar Minggu tengah malam. Kapal ini akan bersiaga di dekat Lahad Datu sementara pemerintah Malaysia melakukan negosiasi dengan para keluarga Sultan Sulu, Jamalul Kiram III.


Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario mengatakan, kapal tersebut membawa bantuan kemanusiaan untuk orang-orang Sulu di Lahad Datu. Dia mendesak lima wanita dalam gerombolan Sulu segera pulang. "Kami mendesak mereka segera naik ke kapal tanpa menunda untuk pulang," kata dia.


Menanggapi pernyataan tersebut, pihak Kesultanan mengaku berterima kasih atas bantuan kemanusiaan tersebut. Namun mereka menegaskan wanita-wanita di kelompok itu tidak berniat untuk pulang dan akan menemani suami mereka di situ.


"Mereka tidak akan pergi," kata Abraham Iridjani, juru bicara kesultanan, diberitakan
Inquirer
.


Pihak Kesultanan sebelumnya mengklaim mereka mendapat untuk menduduki Sabah. Namun Kemlu Filipina mengatakan mereka hanya terdiri dari 180 orang, sebanyak 30 di antaranya bersenjata. Hal ini belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.


Mereka diduga mulai kehabisan makanan dan obat-obatan karena blokade total oleh militer Malaysia. Bersenjatakan lengkap dengan kesiagaan penuh, tentara Malaysia berada sekitar 500 meter dari gerombolan Sulu. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya