Dinas Kesehatan DKI Jakarta Jumpa Pers soal Bayi Dera

Keluarga menangisi kematian bayi Dera
Sumber :
  • tvOne

VIVAnews – Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan dan 10 Rumah Sakit akan menjelaskan soal Dera Nur Anggraini, bayi prematur yang “ditolak” 8 rumah sakit di Jakarta karena kamar penuh.

Dera akhirnya meninggal dunia enam hari setelah dilahirkan karena tidak berhasil mendapat perawatan. Kasus bayi Dera ini memicu reaksi publik karena fasilitas kesehatan di Jakarta ternyata belum bisa diakses oleh semua warga karena keterbatasan fasilitas itu sendiri.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emawati akan memberikan penjelasan soal itu di kantornya hari ini pukul 11.30 WIB. “Keterangan pers bersama dengan Dirjen BUK Kemenkes, dan didampingi 10 perwakilan RS terkait,” kata Dien, Selasa 19 Februari 2013.

Perwakilan rumah sakit yang akan hadir adalah Direktur Utama dan pejabat RS yang pernah disinggahi orangtua bayi Dera ketika mencari perawatan untuk salah satu putri kembar mereka itu.

Kementerian Perdagangan dan Penegak Hukum Diminta Lebih Tegas Tangani Peredaran Oli Palsu

Rumah sakit itu yaitu RS Zahirah di Jagakarsa tempat bayi Dera dan saudari kembarnya dilahirkan, RS Pasar Minggu, RS Cipto Mangunkusumo, RS Harapan Kita di Slipi, RS Harapan Bunda di Pasar Rebo, RS Asri di Duren Tiga, RS Tria Dipa, RS Carolous, RS Budi Asih di Cawang, dan RS Pertamina.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi membantah kabar rumah sakit-rumah sakit itu menolak menangani bayi Dera yang lahir lewat operasi caesar di RS Zahira. “Tidak ditolak. Anak ini memang prematur. Beratnya hanya satu kilogram. Kalau anak seberat itu, memang survival (tingkat ketahanannya) kecil sekali. Dia juga punya kelainan di pernafasan sehingga membutuhkan bantuan alat pernapasan,” kata Nafsiah di Istana Negara, Senin 18 Februari 2013.

Nafsiah mengatakan, bayi Dera tidak dibawa orangtuanya ke sana ke mari ketika mencari rumah sakit. Pihak keluargalah yang mencarikan tempat untuk Dera. “Tempat memang full. Di RSCM ada 10 tempat untuk ICCU bayi, tapi ICCU Neonatal full semua. Begitu juga RS Anak dan Bunda, RS Pertamina, dan lainnya. Semua full,” ujar dia.

Menkes mengatakan, kondisi kesehatan Dera yang prematur memang buruk. Namun ia mengakui fasilitas ICCU Neonatal terlalu sedikit di Jakarta. Pihaknya pun akan membahas upaya untuk memperbanyak fasilitas itu, sekaligus untuk membangun interkonektivitas RS pemerintah dan swasta supaya pasien bisa langsung melihat ada tempat kosong atau tidak.

Insya Allah Maret ini diluncurkan interkonektivitas antarrumah sakit yang mempunyai ICCU Neonatal. Jadi kalau ada pasien yang membutuhkan, bisa dicek,” kata Nafsiah. (eh)

Sidang Lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di MK

Sidang Sengketa Pilpres di MK, Bawaslu Sebut Jokowi Bagi-bagi Bansos Tak Langgar Netralitas

Cara Presiden Jokowi yang bagi-bagi bansos dekat spanduk pasangan 02 Prabowo-Gibran di Serang, Banten dipersoalkan.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024