Bursa Asia Berfluktuasi, di Indonesia Cetak Rekor

Pria melihat papan indeks saham di tokyo
Sumber :
  • REUTERS/Toru Hanai
VIVAnews - Indeks saham utama di bursa Asia akhir pekan ini dibayangi kecemasan investor terhadap pernyataan Gubernur Bank Sentral Eropa, Mario Draghi, bahwa ekonomi zona euro masih berisiko. Investor juga masih mencermati dirilisnya data perdagangan China untuk Januari.
DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

Membaiknya ekonomi China akan menjadi sinyal penguatan bursa, meskipun liburan Tahun Baru Imlek akan membatasi momentum pelaku pasar dalam memburu saham di pasar modal.
Media Asing Soroti Suporter Indonesia di Qatar, Sebut Jadi 'Mini Jakarta'

Indeks MSCI di bursa Asia Pasifik di luar Jepang turun tipis 0,1 persen pada awal perdagangan Jumat 8 Februari 2013. Posisi itu mendekati level terendah dalam satu pekan ini, setelah sempat menembus level tertinggi 18 bulan terakhir pada Senin lalu.
Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung

Di bursa saham Australia, indeks naik tipis 0,2 persen, sedangkan di Korea Selatan dibuka turun 0,1 persen.

Indeks acuan di bursa Jepang, Nikkei, juga mengawali transaksi hari ini dengan pelemahan 1,6 persen. Hal itu terdorong meredanya aksi jual yen, sehingga memicu investor mengambil keuntungan pada saham, setelah indeks melonjak ke level tertinggi sejak Oktober 2008 pada Rabu lalu.

"Pasar rentan terhadap profit taking (ambil untung), karena perlu katalis yang lebih positif untuk naik ke level tertinggi baru-baru ini," kata Hiroichi Nishi, Assistant General Manager di SMBC Nikko Securities, seperti dikutip dari laman Reuters.

Namun, dia mengakui, volume perdagangan yang besar kemarin menunjukkan bahwa pasar Jepang masih menarik untuk investor asing maupun lokal dalam berinvestasi.

IHSG Tembus Rekor
Sementara itu, indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia kembali mencatatkan rekor baru di awal perdagangan hari ini. IHSG dibuka naik 13,55 poin atau 0,30 oersen ke level 4.516,70.

Sebelumnya, rekor tertinggi indeks dicatat pada penutupan transaksi kemarin, Kamis 7 Februari 2013. Saat itu, IHSG naik 4,17 poin atau 0,09 persen ke level 4.503,14.

Menurut analis PT Panin Sekuritas Tbk, Purwoko Sartono, sentimen positif kenaikan IHSG pagi ini ditopang sentimen positif data ekonomi Asia, terutama China. "Diperkirakan, data positif ini mendorong indeks regional menguat," kata dia kepada VIVAnews.

Namun, dia menambahkan, ancaman krisis zona Eropa yang menghantui pergerakan bursa global Wall Street dan Eropa masih menjadi penghambat mulusnya pergerakan IHSG. "Jadi, meski IHSG menguat, kisarannya akan terbatas," tutur Purwoko. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya