Rumah Hancur Ditimpa Pohon, Mak Yati Tidur Beratap Terpal

Rumah Mak Yati
Sumber :
  • VIVAnews/Tommy

VIVAnews – Anda masih ingat dengan Mak Yati dan suaminya, Maman? Mereka pemulung yang membeli dua ekor kambing untuk hewan kurban seharga Rp3 juta pada Idul Adha lalu dengan tabungan pribadi yang dikumpulkan selama tiga tahun dari hasil memulung.

Rumah Mak Yati di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu kemarin 22 Desember 2012, rusak akibat tertimpa pohon. Hujan deras dan angin kencang memang melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya kemarin sehingga banyak pohon tumbang, salah satunya pohon yang berada di dekat rumah Mak Yati.

Akibatnya, rumah Mak Yati pun hancur dan terbelah dua. “Kira-kira pukul 16.00 WIB kemarin, sehabis Ashar, angin dan hujan besar tiba-tiba menghantam gubuk Emak. Gubuk Emak terbelah karena tertimpa pohon di tengah-tengahnya. Alhamdulillah, tempat Emak tidur agak kuat jadi terkena,” kata Mak Yati di reruntuhan rumahnya di Tebet, Minggu 23 Desember 2012.

Saat ini Mak Yati tinggal dan tidur di tenda darurat yang hanya beratap terpal. Tentu saja tenda tempat Mak Yati tinggal digenangi air saat hujan mengguyur. “Sebenarnya Emak malu berbicara ke media soal rumah Emak yang rusak. Emak bicara apa adanya saja tanpa ada niatan apapun,” ujar Mak Yati.

Sebelumnya, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri pernah berjanji akan menghadiahi Mak Yati dan suaminya sebuah rumah dan pekerjaan yang layak karena ketulusan merena berkurban saat Idul Adha, meski hidup mereka berdua jauh dari layak. Namun sampai saat ini janji itu belum terealisasi.

“Mak berharap Pak Menteri menepati janjinya. Emak sebenarnya sudah sempat lupa dengan janji Pak Menteri soal rumah, tapi banyak tetangga selalu menanyakan, jadi Emak ingat terus,” kata dia. Mak Yati mengatakan lebih suka jika diberi lahan dan rumah di kampungnya saja, Pasuruan.

Mak Yati mengatakan ia bingung akan kerja apa di Jakarta. Namun di Pasuruan, ia yakin bisa memulai usaha dengan membuka warung kecil atau ternak kambing. Lahan tempat Mak Yati tinggal di Jakarta saat ini bukan miliknya sendiri.

“Rumah yang Emak tempati ini adalah tanah pemerintah, dan kabarnya di tanah ini mau dibangun sekolah pindahan dari Kampung Duri yang sering terkena banjir. Sekarang Emak bingung mau pindah ke mana. Mau tanya ke Pak Menteri soal rumah, Emak malu. Jadi Emak diam saja,” ujarnya.

Sehari-hari, Mak Yati dan Maman mengumpulkan botol dan barang bekas lainnya di sekitar wilayah Tebet. Pendapatan mereka jika digabung hanya sekitar Rp25 ribu per hari. (sj)

Pembakar Al-Quran Salwan Momika 'Diusir' dari Swedia, Kini Pindah ke Norwegia
Duel Vietnam vs Timnas Indonesia

Menakar Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026, Ada Berapa Tahap Lagi?

Harapan pecinta sepakbola melihat Timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia kembali muncul. Masih ada berapa tahap lagi untuk bisa lolos ke Piala Dunia 2026?

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024