- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, meminta masyarakat tidak reaktif menanggapi tulisan mantan menteri Malaysia yang dianggap menghina mantan Presiden BJ Habibie. Wiranto justru minta seluruh elemen bangsa untuk instropeksi diri.
"Jangan emosi yang dikedepankan, harusnya kita introspeksi dan merenung, bagaimana bangsa ini bisa dihina oleh bangsa lain," ujar Wiranto di kantor DPP Partai Hanura di Jalan Blora, Jakarta Pusat, 15 Desember 2014.
Menurut Wiranto, tulisan mantan Menteri Penerangan Malaysia di Harian Utusan Malaysia tersebut memang merupakan bentuk penghinaan. Namun ia meminta agar masyarakat tidak menyalahkan dan balik menghujat.
"Jangan menyalahkan orang lain, mari kita coba berpikir kenapa kita dihina, kenapa kita selalu dilecehkan? Karena dalam diri kita tak satu. Dari dalam kita belum bersatu," ujarnya.
Ia mengatakan, apabila seluruh elemen bangsa bersatu maka segala penghinaan yang datangnya dari bangsa lain tidak akan ada. "Kalau orang lain berani menghina berarti bangsa ini lemah. Artinya bangsa yang satu, dengan persatuan membangun satu kekuatan, tak akan dihina," katanya.
Sebelumnya, mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainudin Maidin, dengan terang-terangan menghina mantan Presiden Indonesia BJ Habibie dalam sebuah artikel di laman Harian Utusan Malaysia. Maidin menyebut bahwa Habibie adalah pengkhianat bangsa Indonesia dan memanggilnya dengan sebutan "anjing imperialisme".
Dalam artikel Senin, 10 Desember 2012, itu, Maidin dengan lancang menyatakan Habibie adalah presiden Indonesia tersingkat yang tersingkir karena mengkhianati negaranya. Komentarnya ini disampaikan menyusul kehadiran Habibie di negeri jiran atas undangan Anwar Ibrahim, Ketua Umum Partai Keadilan Rakyat, untuk berceramah di Universiti Selangor (Unisel).