BI: Pertumbuhan Ekonomi Lebih Rendah dari Prediksi Awal

Pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia menilai bahwa perekonomian domestik masih tumbuh cukup baik, walau tidak setinggi perkiraan semula.

ISIS Tembaki 20 Pejuang Bersenjata Palestina hingga Tewas di Suriah

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2012 diperkirakan sebesar 6,3 persen, lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sebesar 6,4 persen akibat kinerja sektor eksternal.

"Meskipun konsumsi dan investasi yang berorientasi permintaan domestik tetap tumbuh tinggi, penurunan ekspor telah berdampak pada penurunan produksi dan investasi yang berorientasi ekspor," kata Gubernur BI, Darmin Nasution, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis 11 Oktober 2012.

Buntut Polemik Dana Pembangunan Masjid, Perilaku Buruk Masa Lalu Daud Kim Kini Mencuat

Darmin menambahkan, pertumbuhan ekonomi masih akan ditopang oleh permintaan domestik yang cukup kuat dan potensi membaiknya ekspor, meski masih dibayangi ketidakpastian perekonomian global.

Hal tersebut, dia menuturkan, juga didukung masih cukup kuatnya sumber pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di kawasan timur Indonesia dan Jawa.

4 Ban Mobil Toyota Avanza Hilang Dicuri Saat Parkir

Dengan perkembangan tersebut, menurut Darmin, ekonomi Indonesia untuk keseluruhan 2012 dan 2013 masing-masing diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,1 persen hingga 6,5 persen dan 6,3 hingga 6,7 persen.

"Jumlah cadangan devisa pada akhir September 2012 meningkat dibandingkan posisi akhir bulan sebelumnya, yaitu mencapai US$110,2 miliar atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah," ujar nya.

Sementara itu, tekanan inflasi cenderung menurun dan pada level yang rendah. Inflasi indeks harga konsumen (IHK) tercatat 0,01 persen (month to month), sehingga secara tahunan mencapai 4,31 persen. Inflasi inti berada pada level yang rendah 4,21 persen (year on year/yoy) sejalan dengan fungsi intermediasi perbankan tetap terjaga dengan baik.

Kinerja perbankan yang solid, Darmin melanjutkan, tercermin pada rasio kecukupan modal dan terjaganya rasio kredit bermasalah di bawah lima persen. "Sedangkan pertumbuhan kredit hingga akhir Agustus 2012 mencapai 23,6 persen (yoy), melambat dari 25,2 persen pada bulan sebelumnya," jelasnya.

Perlambatan itu, menurut dia, terutama pada kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 23,2 persen (yoy). Sedangkan kredit konsumsi tumbuh relatif stabil 19,9 persen (yoy) dan kredit investasi tumbuh cukup tinggi sebesar 29,8 persen (yoy). (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya