Mencari Penyebab Pesawat Bravo Jatuh di Bandung

Pesawat Cessna jatuh di Bandung Air Show 2012
Sumber :
  • VIVAnews/Riefki Farandika Pratama

VIVAnews – Upacara militer digelar untuk mengiringi kepergian Marsekal Muda (Purn) Noorman T. Lubis yang tewas dalam kecelakaan pesawat pada atraksi Bandung Air Show, Sabtu 29 September 2012.

Sekitar 100 personel dari tiga angkatan Garnisun II Bandung mengiringi jenazah Noorman yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Lanud Sulaiman Margahayu, Minggu 20 September 2012. Hadir dalam upacara pemakaman itu Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar yang merupakan teman seangkatan Noorman di masa sekolah.

Almarhum Noorman pun masih memiliki pertalian saudara dengan Linda Gumelar, istri Agum yang juga Menteri Pemberdayaan Perempuan. “Saya tak menyangka beliau pergi secepat itu. Di angkatan dulu, beliau banyak dikenal orang. Beliau dikenal sebagai penerbang pesawat sport,” ujar Agum. Ia menambahkan, Noorman sudah menyukai olahraga dan petualangan sejak duduk di bangku SMP.

Tragedi di Bandung Air Show tak hanya menewaskan Noorman, tapi juga Letkol (Purn) Toni Hartono yang dikenal sebagai salah satu pilot tempur terbaik TNI Angkatan Udara. Noorman dan Toni mengawaki pesawat AS-202 Bravo yang nahas itu. Ironisnya, keduanya adalah penerbang handal dengan rekam jejak dan pengalaman terbang yang tak diragukan.

Pesawat AS-202 Bravo yang diawaki Noorman dan Toni tak sampai lima menit mengudara di langit Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Husein Sastranegara, Bandung. Take off pada pukul 11.37 WIB, AS-202 Bravo melakukan atraksi standar bersama pesawat Gelatik jenis PZL-104 Wilga. Namun mesin pesawat Bravo kemudian mati. Pesawat pun  jatuh dan terbakar pada pukul 11.40 WIB.

Seorang penonton yang menjadi saksi mata peristiwa kecelakaan itu mengatakan, pesawat Gelatik terbang lebih dahulu, disusul oleh AS-202 Bravo 10 menit kemudian. “Keduanya lalu bermanuver di atas. Bravo bermanuver terbalik, Gelatik tidak. Namun ketika ingin ke atas, Bravo tidak bisa naik lagi dan jatuh, sedangkan Gelatik berhasil mendarat,” ujar saksi itu di Lanud Husein Sastranegara, sesaat setelah kecelakaan terjadi.

AS-202 Bravo kehilangan kendali, jatuh, menghantam gedung Persatuan Istri TNI AU di komplek Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) AU, dan terbakar. Kecelakaan pesawat yang membuat pengunjung Bandung Air Show sempat panik itu pun membuat atraksi lanjutan ditiadakan. Namun pameran dan kegiatan Bandung Air Show lainnya tetap diteruskan sesuai jadwal.

Kenapa Jatuh?

Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Husein Sastranegara, Kolonel Penerbang Umar Sugeng Haryono, menjelaskan pesawat AS-202 Bravo produksi Swiss tahun 1969 yang dikemudikan Noorman dan Toni itu masih layak terbang. Menurut Umar, pesawat itu dihibahkan TNI AU ke Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) karena kondisinya bagus dan belum pernah rusak.

Noorman pun sudah fasih menerbangkan AS-202 Bravo. “Pesawat ini memang pegangannya almarhum,” kata Umar. Sebelum melakukan atraksi, seluruh penerbang yang terlibat pun telah briefing untuk memastikan kondisi cuaca dan kondisi terakhir pesawat. Hasil briefing itu dengan tegas menyimpulkan, AS-202 Bravo sangat layak terbang.

Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo membenarkan Noorman sebagai penergang kawakan. Noorban bahkan merupakan salah satu pembina FASI. “Noorman senior sekali dalam dunia dirgantara. Kemampuannya dalam mengendalikan pesawat tidak usah diragukan lagi,” kata Dudi.

Keahlian Noorman yang tinggi dalam menerbangkan pesawat itu membuat Dudi meminta TNI AU dan FASI melakukan investigasi lanjutan atas peristiwa kecelakaan pesawat di Bandung Air Show itu. Meski demikian, Dudi mengatakan pilot senior pun tak luput dari kecelakaan seperti yang terjadi saat pesawat Sukhoi Superjet 100 menabrak Gunung Salak beberapa waktu lalu.

“Saya menduga Noorman akan melakukan manuver rolling dan sedang berusaha keluar, namun tidak ada space. Tapi ini mesti diinvestigasi lebih lanjut,” kata Dudi. AS-202 Bravo memang dirancang sebagai pesawat akrobatik. Pesawat latih dasar yang ringan dan mudah dikendalikan ini digunakan untuk melatih penerbang pemula.

TNI AU tercatat memiliki 40 unit pesawat AS-202 Bravo yang ditempatkan di Yogyakarta. “TNI-AU sampai sekarang masih menggunakan Bravo 202. Memang ada rencana untuk mengganti Bravo 202, namun belum terlaksana,” imbuh Dudi.

Beberapa angkatan udara negara lain yang juga menggunakan pesawat AS-202 Bravo adalah Iraqi Air Force, Royal Jordanian Air Force, Royal Moroccan Air Force, dan Uganda Air Force. Negara-negara ini menggunakan Bravo untuk melatih pilot tempur. Beberapa perusahaan penerbangan sipil juga membeli AS-202 Bravo untuk melatih pilot sipil, antara lain patria Pilot Training di Finlandia.

Bukan Pertama Kali

Kecelakaan pesawat tragis di Bandung Air Show bukan pertama kalinya. Kecelakaan serupa pernah terjadi pada Bandung Air Show 2010 ketika pesawat Cessna Super Decathlon jatuh dan terbakar di Lanud Husein Sastranegara, Jumat 24 September 2010.

Pesawat Super Decathlon itu dipiloti oleh Alexander Supelli, pilot senior PT Dirgantara Indonesia. Tiga hari setelah kecelakaan, Alexander meninggal dunia di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, karena luka-luka yang dideritanya terlalu parah. Dengan demikian, total ada tiga pilot senior yang mengalami kecelakaan pada Bandung Air Show.

Sebelum kecelakaan tahun 2010 itu terjadi, pesawat Super Decathlon yang dipiloti Alexander Supelli terbang rendah hingga salah satu sayapnya menyentuh landasan dan membuat pengunjung Bandung Air Show panik. Pesawat itu kemudian jatuh dan terbakar persis di depan hanggar pesawat milik PT DI atau sekitar 500 meter dari lokasi pengunjung berada.

Seperti Noorman, Alexander Supelli adalah pilot terlatih dengan catatan 2.000 jam terbang. Ia sudah sering melakukan atraksi udara. Pengalaman tak kurang juga dimiliki oleh almarhum Letkol (Purn) Toni Hartono, copilot Bravo 202 yang tewas bersama Noorman. Ia pernah menerbangkan sejumlah pesawat tempur, antara lain jenis Hawk 100, Hawk 200, Hawk Mk 53, dan Skyhawk. Selamat jalan putra-putra terbaik bangsa. (sj)

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
Kim Min-jae saat Napoli melawan Inter Milan

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

Pada Senin, 22 April, Inter Milan meraih Scudetto ke-20 dalam sejarah mereka, dan cara mereka memastikannya tidak bisa lebih memuaskan lagi.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024