Curhatan Perajin Tahu Tempe

Tidak Berproduksi Tahu Tempe
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Di tengah lonjakan harga kedelai yang melambung tinggi, para perajin tahu dan tempe mengaku sudah melakukan berbagai upaya agar tetap bisa memproduksi produk pangan tersebut.

Respons Albertina Ho Usai Dilaporkan ke Dewas oleh Pimpinan KPK

Keluhan para perajin itu, diperoleh Wakil Ketua Komisi VI DPR, Aria Bima dalam inspeksi mendadaknya ke pasar Mojosongo, Solo, Kamis, 26 Juli 2012

Pada kesempatan itu, para perajin tahu tempe mengaku tidak mungkin menaikkan harga jual produk dari kedelai itu di pasaran. Akibatnya, para perajin lebih memilih mengecilkan ukuran tahu dan tempe yang diproduksinya.

"Kalau menaikkan harga, kelihatannya tidak mungkin. Tentunya, untuk bertahan mereka memilih mengecilkan ukurannya," kata Aria mengutip pernyataan pedagang tahu. 

Selain mengurangi ukuran, Aria yang tengah memegang tahu yang ukurannya sudah diperkecil itu mengatakan bahwa para perajin juga mengurangi kualitas tahu produksinya. "Istilahnya, kualitas tahu sekarang lebih dilembekkan. Soalnya, mereka sudah tidak punya pilihan lain untuk bertahan," ujarnya.

Indonesia Jadi Penghasil Sugar Daddy Terbanyak ke-2 di Asia Tenggara

Aria menilai, lonjakan harga kedelai yang terjadi akhir-akhir ini merupakan kejadian yang terus berulang. Pemerintah, tidak pernah bisa menyelesaikan persoalan kedelai tersebut.

"Saya selalu katakan, untuk tujuh kebutuhan pokok pangan, pemerintah harus mempunyai instrumen pengendali. Jangan, ketujuh bahan pokok ini diserahkan kepada pasar," kata dia.

Aria menganggap, penentuan harga kebutuhan pokok, termasuk kedelai, kepada mekanisme pasar hanya akan mendorong rakyat tidak akan mampu berhadapan pemodal besar.

"Pasar itu selalu mengabdi kepada kepentingan pemodal. Dan, distribusi kebutuhan pokok ini cenderung dikuasuai sistem monopoli swasta atau kartelisasi," tegasnya.

Aria pun menyebutkan, sistem kartel selalu akan mencari keuntungan sebesar-besarnya pada momentum, di mana ada alasan-alasan pembenaran untuk menaikkan harga produk.

"Kartel akan bermain, dengan alasan kelangkaan-kelangkaan pasar internasional maupun alasan lainnya," tuturnya.

Untuk itu, politisi dari PDI Perjuangan ini meminta pemerintah memanggil para kartel tersebut. "Panggil dan ancam supaya harga stabil," kata dia.

Selain masalah kartel, pemerintah juga harus memberikan insentif seperti halnya membebaskan bea masuk kedelai. "Jangan sampai negara seolah-olah sudah tidak punya power. Seharusnya punya empati kepada rakyat, yang mana mereka bergantung kepada protein nabati dari tempe dan tahu," paparnya. (asp)

BI Bolsters Rupiah Stability with Interest Rate Hike to 6.25 Percent
Anies Baswedan dan Presiden DPP PKS Ahmad Syaikhu.

PKS Bakal Sambangi Markas PKB Malam Ini, Bahas Apa?

Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah mendatangi markas PKB pada Rabu kemarin.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024