- Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews - Mantan Menteri Pertahanan era Gus Dur, Mahfud MD menilai kasus bentrokan antara TNI dan Polri di Gorontalo, Sulawesi Selatan, itu ibarat penyakit lama yang tak kunjung pulih. Kuncinya, ada di tingkat negara.
"Itu sejak saya menjabat Menhan dulu juga begitu," kata Mahfud MD usai memberi sambutan dalam Milad Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ke 31 di Asri Medical Center UMY, Wirobrajan, Yogyakarta, Senin 23 April 2012.
Menurut Mahfud, persoalan itu kuncinya ada di tingkat tataran atas pejabat negara, yakni Menko Polhukam, Kapolri, dan Panglima TNI. Ketiga unsur aparatur negara itu harus berkoordinasi.
"Jangan sampai berjalan sendiri-sendiri atau bahkan menyembunyikan agenda masing-masing. Itu bahaya dan tidak sehat," kata Mahfud yang kini menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi.
Mahfud menilai bentrokan antara pasukan khusus TNI dan pasukan khusus Polri di Gorontalo Minggu dini hari itu adalah efek dari keterlambatan negara dalam menyelesaikan konflik kedua alat Negara itu.
Sementara, anggota Komisi III bidang Hukum DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Ahmad Basarah mengatakan, keributan yang terjadi antara TNI dan Polri merupakan masalah laten. Pertengkaran ini terjadi paska pemisahan Polri dan TNI. Salah satu penyebab utama, diduga adanya kesenjangan sosial dan ekonomi.
"Perasaan cemburu dan iri terhadap Polri dari kalangan TNI menyebabkan mudah tersulut emosi apabila sedikit saja ada masalah yang melibatkan unsur Polri," kata Ahmad Basarah di gedung DPR.
Oleh karena itu, kata Ahmad, Presiden dan petinggi Polri dan TNI harus turun tangan untuk mencari jalan ke luarnya. "Jangan menunggu masalah ini menjadi besar, baru mereka sibuk bertindak," kata Ahmad. (umi)