- PLN Jawa-Bali
VIVAnews - Pemerintah berencana mengimpor listrik dari Serawak, Malaysia, untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kalimantan Barat pada 2014 mendatang. Rencana impor tahap pertama sebesar 50 megawatt.
Dirjen Listrik Kementerian ESDM Jarman menjelaskan, impor listrik berjangka waktu lima tahun ini untuk mengganti pembangkit listrik berbahan bakar minyak yang biaya pokok produksinya lebih mahal. "Sambil PLN membangun pembangkit lain yang lebih murah," kata Jarman di Jakarta, Jumat 20 April 2012.
Jarman mengatakan saat ini biaya pokok produksi listrik dari pembangkit BBM mencapai 30 sen dolar per kwh. "Sedangkan Malaysia sendiri menjual listrik di sana 9 sen kwh. Kalau kita impor listrik, harganya jauh lebih murah dibandingkan menggunakan BBM," katanya.
Dia menjelaskan, harga beli listrik dari negeri jiran belum ditentukan. Dia memastikan impor listrik tidak akan membuat PLN ketergantungan dengan Malaysia. PLN hanya boleh impor tak lebih dari margin cadangan listrik di wilayah itu.
"Kami tak boleh tergantung dari Serawak karena cadangan ini hanya untuk menggantikan pembangkit BBM, sehingga sebenarnya tanpa beli listrik pun listrik di daerah tersebut cukup, tapi mahal," katanya.
PLN sendiri telah mengajukan proposal pembelian listrik kepada pemerintah. Nantinya proses pembelian akan menggunakan perjanjian jual beli listrik selama lima tahun. Jika selama lima tahun tersebut PLN belum bisa membangun pembangkit, maka perjanjian tersebut dapat diperpanjang. (umi)