- Omar Sobhani/Reuters
VIVAnews - Sedikitnya 150 siswi di Afganistan, dalam keadaan kritis setelah meminum air yang diduga telah diracun. Pelakunya diduga adalah militan radikal yang gencar menolak pendidikan untuk wanita.
Reuters, 17 April 2012, memberitakan bahwa peristiwa itu terjadi di sebuah sekolah menengah atas di provinsi Takhar, sebelah utara negara itu. Korban kritis mengalami muntah-muntah, pusing dan tidak sadarkan diri setelah meminum air di sebuah kelas.
Menurut juru bicara departemen pendidikan Takhar, Jan Mohammad Nabizada, air yang diminum para siswi di dalam kelas kemungkinan besar diracun. Dugaan ini muncul karena mereka yang meminum air dari tempat lain di sekolah itu tidak mengalami sakit.
"Kami 100 persen yakin air yang diminum di kelas telah diracuni. Ini adalah ulah mereka yang menentang pendidikan bagi wanita atau militan yang tidak bertanggungjawab," kata Nabizada.
Tidak ada nama kelompok manapun yang disebutkan oleh pemerintah Afganistan. Namun, dugaan kuat mengarah pada Taliban yang menolak pendidikan untuk para wanita.
Pada pemerintahan Taliban tahun 1996-2001, pendidikan bagi perempuan dianggap terlarang. Paska keruntuhan Taliban, kelompok militan ini masih lantang menyuarakan penentangan mereka.
Para siswi juga kerap menjadi korban kekerasan kelompok radikal. Beberapa mengaku disiram air keras saat berjalan menuju sekolah. Keracunan di sekolah Afganistan sebelumnya juga pernah terjadi pada 2010, dimana 100 siswi dan guru menjadi korbannya.