Deteksi Dini Kanker Serviks

Kampanye Kanker Serviks
Sumber :
  • Dok. PPKS/Putri

VIVAnews - Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker yang menyerang kaum wanita dan jumlah penderitanya meningkat beberapa tahun belakangan. Dari seluruh penderita kanker di Indonesia, sepertiganya adalah penderita kanker serviks. Kanker ini memang merupakan pembunuh wanita yang menakutkan.

Konsultan kanker kandungan, Dr. Toto Imam, Sp.OG dalam talkshow kesehatan dan kecantikan di Mabes TNI Cilangkap, menjelaskan beberapa fakta mengenai kanker serviks dan bagaimana cara mendeteksi dini kanker yang sudah merenggut jutaan nyawa wanita di dunia itu.

TKN Imbau Pendukung Prabowo-Gibran Tak Gelar Aksi Saat Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Menurutnya, penyebab kanker serviks adalah virus yang dibawa oleh pasangan ketika sedang berhubungan intim. Selain itu pengaruh lingkungan dan senyawa kimia yang sering digunakan juga bisa menjadi penyebab terjadinya kanker serviks.

"Penyebabnya adalah virus HPV atau Human Papiloma Virus yang dibawa ketika berhubungan badan. Virus ini dibawa oleh alat, bisa alat kelamin pria, atau aksesori yang berhubungan dengan seks," jelasnya.

Lebih lanjut, Toto menjelaskan ketika melakukan hubungan badan, mulut rahim pasti terkena dan menyebabkan lecet. Lecet itu tidak menjadi berbahaya ketika bisa sembuh dengan sendirinya karena mulut rahim mempunyai daya regenerasi yang cepat. "Yang menjadi masalah adalah ketika lecet itu lama sembuh dan dimasuki kuman atau virus HPV," tambahnya.

Ditambahkan Toto, semua wanita berisiko terkena kanker serviks. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain berhubungan seks di usia muda, makin muda usia, mulut rahim makin mudah lecet. Berhubungan badan dengan banyak orang juga bisa menjadi penyebab kanker tersebut. Begitu juga jika tidak merawat kebersihan alat kelamin dengan baik. Selain itu, wanita perokok juga berisiko terkena kanker serviks.

Namun, saat ini ada cara yang sangat mudah untuk mendeteksi kanker serviks. Menurut Toto, sebelum terjadi kanker terdapat masa pra-kanker yang hampir tidak ada keluhan. Maka menurutnya lebih baik memeriksa sejak dini menggunakan pap smear. Pap smear mendeteksi pra-kanker, alat ini tidak terlalu besar dan proses pemeriksaan tidak memakan waktu lama.

"Bagi wanita yang sudah menikah atau dari usia 18 sampai 65 tahun disarankan melakukan pap smear setahun sekali. Pemeriksaan sangat sederhana, tidak sakit, tidak lebih dari 10 menit, dan relatif murah," ujarnya menjelaskan.

Ada beberapa syarat sebelum melakukan pap smear. Pertama, tidak boleh dilakukan saat haid, jangan mencuci daerah kewanitaan menggunakan sabun pencuci yang memiliki bahan antiseptik, dan jangan berhubungan seksual selama 3 hari.

Selain melakukan pap smear, kanker serviks juga bisa dihindari dengan menggunakan pengaman ketika berhubungan badan dan melakukan suntik vaksinasi. Vaksin ini sangat perlu untuk melakukan pencegahan, bisa diaplikasikan kepada wanita berusia 10 sampai 55 tahun. Vaksin bernama Cervarix, yaitu suntik dasar yang dilakukan sebanyak tiga kali.

"Bulan ini, bulan depannya lagi, dan lima bulan selanjutnya," ungkap Dr. Toto lebih lanjut.

Kalahkan Australia, Timnas Indonesia U-23 Didominasi Alumnus PPLP dan SKO Kemenpora
dana asing

Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat, modal asing keluar atau capital outflow di pasar keuangan domestik mencapai Rp 21,46 triliun di pekan ketiga April 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024