Antisipasi Tsunami, Sumbar Pasang Puluhan Toa

Tsunami Mentawai
Sumber :
  • FOTO ANTARA/Kris Hadiyanto-Setwapres

VIVAnews - Indonesia menjadi salah satu wilayah di dunia yang rawan gempa bumi.  Bertumpu di atas tiga lempeng besar dunia, Pasifik, Eurasia dan Australia -- yang bisa saling bertumbuk-- membuat wilayah ini rawan gempa teknonik dan tsunami. (Baca: Peta Rawan Gempa Indonesia)

Pilkada Serentak 2024 Diusulkan Ditunda, Ini Sejumlah Pertimbangannya

Zona rawan gempa itu membentang dari Aceh, pesisir selatan Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga Papua. Bahkan Jakarta juga termasuk daerah yang rawan. (Baca: Membedah Perut Jakarta)

Para ahli gempa menyarankan agar pemerintah melakukan pemetaan secara serius daerah rawan gempa itu. Sehingga masyarakat selalu waspada dan tahu cara-cara yang tepat menyelamatkan diri dari bahaya. (Baca wawancara VIVAnews dengan ahli gempa di sini)

Momen Bersejarah, Al Quran Berbahasa Gayo Hadir Memperkuat Identitas dan Budaya Aceh

Salah satu wilayah yang juga rawan gempa adalah pantai Sumatera Barat. Bukan cuma gempa, pesisir itu juga rawan tsunami. Itu sebabnya pemerintah di sana sudah lama memasang alat deteksi dini gempa di laut yang terhubung dengan beberapa sirene di darat. Salah satunya di Tanjung Mutiara.

Sirene itu menghadap Samudera Hindia. Menjulang tinggi di Pasar Tiku. Berdiri tegak di antara kantor  Pak Camat dan pasar rakyat. Dikurung pagar lebih dari dua meter.( Sirene di Pasar Tiku)

Hasil Liga 1: Persib Ditahan Imbang Bhayangkara FC, 5 Gol Striker Persik

Pekan ini, pemerintah Sumatera Barat menambah jumlah sirene peringatan tsunami di sepanjang kawasan pantai barat.  Tahun ini targetnya 35 unit alat diseminasi peringatan dini bisa terpasang.

"Dananya sudah dianggarkan dalam APBD tahun 2012, dan ini hanya sekian persen dari kebutuhan alat pengumuman dini tanda bahaya yang jumlahnya ditaksir mencapai 600 unit," kata Manajer Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana Sumbar, Ade Edward pada VIVAnews, Rabu, 11 Januari 2012.

Alat peringatan dini hasil pengembangan BPBD Sumbar ini akan terintegrasi pada Indonesia Early Warning System (InaTEWS) yang ada di enam kabupaten di Sumbar. Pengeras suara (toa) yang akan digunakan sebagai alat pengumuman publik tersebut akan bekerja secara pararel sehingga mempermudah akses informasi masyarakat terhadap bencana.

Satu unit alat pengeras suara tersebut menghabiskan dana sebesar Rp50 juta. “Tidak besarlah untuk investasi nyawa masyarakat di Sumbar,” tambah Ade. Pada setiap unit, akan terpasang sekitar 4 hingga 8 toa.

Untuk memperkuat sistem peringatan dini yang ada, sejumlah alat diteksi dini tsunami juga tengah direncanakan di sejumlah pantai di Sumbar. Sejauh ini, alat terseut baru terpasang di lepas pantai Kabupaten Pesisir Selatan dan kamera CCTV di perairan Pantai Padang.

Pendeteksi  di Siberut

Saat ini, tim dari BPBD Sumbar juga merancang untuk memasang alat pendeteksi dini gempa di Pulau Siberut, Kabupaten Mentawai. Alat ini dirancang menggunakan sistem gelombang radio dan diperkirakan kecepatannya melebihi rambatan gempa di bumi. "Perhitungan kasarnya, alat ini akan mengirimkan  informasi lebih cepat sekitar 1 menit sebelum gelombang gempa sampai ke Padang," kata Ade.

Siberut dipilih karena segmen tersebut diramalkan sejumlah ahli menyimpan potensi gempa yang cukup besar. “Kita sudah mengetahui titiknya, butuh kreasi untuk mengurangi risikonya,” katanya. Terkait gempa yang mengguncang Aceh, Rabu dinihari yang berkekuatan 7,1 SR, menurut Ade, tidak berpengaruh besar terhadap patahan Sumatera dan segmen Siberut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi

Instruksi Irjen Karyoto ke Jajarannya Pastikan Rangkaian Perayaan Paskah Kondusif

Polda Metro Jaya menegaskan bakal memberikan pengamanan pada seluruh gereja yang ada di wilayah Jadetabek saat Tri Hari Suci Paskah yang dimulai hari ini.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024