Ritual Nyadran Jelang Ramadhan

Ziarah Jelang Ramadan
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Menjelang datangnya bulan Ramadhan, warga Boyolali, Jawa Tengah menggelar ritual nyadran atau ziarah kubur ke makam para leluhur. Uniknya, para warga datang dengan membawa tenongan yang berisi aneka ragam jajanan pasar dan buah-buahan untuk disajikan kepada anak-anak maupun orang dewasa yang ikut ritual ini.

Ritual nyadran didahului dengan pembacaan surat yasin pada malam harinya. Sedangkan pada pagi harinya sekitar pukul 05.00 WIB, warga melakukan bersih-bersih makam. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan nyadran pada pukul 08.00 WIB.

Menurut tokoh agama setempat, KH Muhamad Suparno, kegiatan nyadran telah dilakukan secara turun temurun di makam Tunggulsari, Sukabumi, Cepogo, Boyolali. Setiap menjelang datangnya bulan puasa, tepatnya pada tanggal 16 Sya’ban selalu dilakukan ritual nyadran.

“Nyadran dilakukan setiap setahun sekali. Selain berdoa secara bersama-sama untuk mendoakan arwah leluhur. Nyadran juga menjadi ajang silaturahmi warga masyarakat. Biasanya setiap kali nyadran, kerabat keluarga dari luar kota berdatangan,” kata dia kepada VIVAnews.com, Senin, 18 Juli 2011.

Dia menambahkan, nyadran juga menjadi tempat untuk bersodaqoh, yakni dengan memberikan atau membagikan makanan maupun jajanan pasar kepada para peserta nyadran. Makanan atau jajanan pasar ini dimasukkan dalam wadah tenong.

“Tenong terbuat dari anyaman bambu yang berbentuk bulat. Secara filosofi, tenong mempunyai arti bahwa satu silaturahmi dan kerukunan menjalin terjadinya kekompakan. Bulat memutar melambangkan arti itu,” terang Suparno.

Setelah ratusan tenong tersebut ditata berjajar rapi memanjang, selanjutnya KH Muhamad Suparno pun memulai ritual nyadran dengan pembacaan tahlil. Selama pembacaan tahlil, anak-anak hingga orang dewasa duduk mengitari barisan tenong tersebut.

Hal ini dikarenakan setelah tahlil selesai dan diakhiri denga pembacaan doa, mereka langsung membuka tenong dan berebut mengambil isi sajian makanan maupun jajanan pasar yang ada didalamnya. “Kali ini, jumlah tenong sekitar 600 buah. Setelah makanannya diambil maka tenong akan dibawa pulang lagi oleh masing-masing pemiliknya,” papar dia.

Setelah nyadran selesai, selanjutnya para warga pun melakukan silaturahmi dengan mengunjungi rumah kerabat maupun sanak saudara. Maka tidak heran, jika pada ritual nyadran ini banyak sekali kerabat dari luar kota yang menyempatkan diri mudik untuk ikut bersilaturahmi.

Risma dan Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi, Budi Arie: Jangan Didramatisir

“Nyadran itu seperti halnya lebaran kalau didaerah lain. Karena setelah selesai nyadran, kegiatan dilanjutkan dengan silaturahmi. Ini sangat ramai sekali dibandingkan lebaran,” ujarnya. (Laporan: Fajar Sodiq | Solo, umi)

Menteri Pariwisata, Sandiaga Salahudin Uno

Labuan Bajo Siap Sambut Wisatawan! Temukan Peluang Baru di Webinar Outlook Kepariwisataan NTT

Pariwisata jadi industri yang memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi secara cepat dengan berbagai aspek yaitu kesempatan kerja dan peningkatan taraf hidup

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024