Cobaan Terberat Hosni Mubarak

Hosni Mubarak
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Enam kali selamat dari upaya pembunuhan dan pahlawan perang melawan Israel, Hosni Mubarak merupakan Presiden Mesir yang hebat. Namun, usia Mobarak kini sudah 82 tahun dan dia sudah terlalu lama memerintah Mesir, yang kini tengah dilanda krisis ekonomi. 

Dalam dua hari terakhir, bentrokan di Mesir telah menewaskan enam orang. Rakyat di Negeri Piramid itu sudah lelah diperintah Mubarak sehingga meminta dia untuk turun dari jabatan presiden yang telah dia lakoni selama 30 tahun karena sudah tidak peka lagi dengan krisis.

Selain karena tingginya angka pengangguran dan kemiskinan, rakyat Mesir juga telah lama merasa tertekan dengan rezim Mubarak yang mereka anggap sebagai rezim kejam dan korup. Mubarak adalah presiden ke empat Mesir yang terpilih pada tahun 1980. Dia adalah presiden terlama yang menjabat di Mesir sejak Muhammad Ali Pasha. Sebelumnya, Mubarak meniti karirnya di Angkatan Udara Mesir dari 1972 sampai 1975.

Kepemimpinan Mubarak penuh dengan skandal dan penyiksaan. Menurut laporan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS, seperti dilansir dari Press TV, 22 Desember 2010, delapan orang tewas akibat disiksa polisi di tahanan pada 2003.

“Pada 30 September, Asosiasi HAM dan Bantuan Hukum AS mengeluarkan laporan yang merinci dua kasus kematian tahanan karena penyiksaan,” ujar pernyataan Kemlu AS.

Tekanan dan penyiksaan oleh pemerintah Mesir dialamatkan kepada para aktivis politik, menurut Kemlu AS. Terutama diantaranya adalah gerakan Ikhwanul Muslimin (IM). Dilaporkan Saad Sayyed Mohammed, seorang anggota IM, dibunuh pada tahun 2003 oleh polisi Mesir. Dia dilaporkan tewas di tahanan setelah sebelumnya dituduh aktif dalam gerakan IM yang dilarang pemerintah.

Menurut laporan Kemlu AS tahun 2004 yang diperoleh dari berbagai organisasi HAM, Mesir dipenuhi oleh hilangnya jurnalis dan aktivis, kekejaman dan kekerasan di tahanan, penyiksaan tanpa pengadilan, pengakuan paksa, dan pelanggaran HAM lainnya.

Menurut organisasi HAM Mesir, pada tahun 2007, terdapat 4000 orang yang ditahan tanpa melalui proses peradilan terlebih dulu. Mereka dituduh telah melakukan kejahatan politik. Sebanyak 1000 diantaranya adalah anggota IM.

Karena berbagai kasus penyiksaan ini, Mubarak oleh laman Parade.com, dianugerahi posisi ke 20 dalam 20 diktator dunia saat ini.

Menurut kantor berita Rusia, Pravda, pemerintahan Mubarak telah menjual beberapa perusahaan sektor publik Mesir kepada para pengusaha yang bekerja pada putra Mubarak, Gamal Mubarak, atau kepada perusahaan asing. Komisi terbesar jatuh kepada Mubarak dan anaknya, serta pejabat-pejabat tingginya.

Departemen-departemen negara juga syarat akan korupsi. Dengan memberikan jatah lebih besar kepada kepala keamanan negeri, Mubarak dapat dengan leluasa menekan para lawan politiknya dan menjejalkan kebijakan keamanannya kepada rakyat.

Mubarak juga telah mendorong Kementerian Dalam Negeri dan Intelijen untuk mengambil uang rakyat melalui perusahaan konstruksi dan jasa milik keluarganya. Dana yang diberikan oleh negara ke perusahaan-perusahaan ini bisa 20 kali lipat lebih besar daripada semestinya. Kemudian keuntungan dibagi-bagikan kepada pejabat-pejabat di kementerian dan agen-agen intelijen.

Atasi Masalah Kepadatan di Penjara, Israel Usulkan Hukum Mati Tahanan Palestina

Muhammad Hosni Sayyid Mubarak lahir pada 1928 di kota Al-Monofeya, Mesir utara. Selepas SMA, Mubarak bergabung dengan Akademi Militer Mesir, dia memperoleh gelar sarjana di ilmu kemiliteran. Dia kemudian melanjutkan sekolah di Akademi Angkatan Udara dan memperoleh gelar sarjana ilmu penerbangan pada tahun 1950.

Sebagai anggota senior, Mubarak bertugas menjadi pilot, instruktur, pemimpin skuadron dan komandan basis. Pada tahun 1964, Mubarak ditunjuk sebagai kepala delegasi Militer Mesir untuk USSR. Tidak lama kemudian, dia menjadi Komandan basis AU bagian barat di Kairo.

Sejak tahun 1967 sampai 1972, Mubarak mengepalai Akademi Angkatan Udara dan kepala staf AU. Pada akhir 1972, dia terpilih menjadi Komandan AU dan Wakil Menteri Urusan Militer. Pada 1973, dia dipromosikan menjadi Marsekal.

Selama karirnya di kemiliteran, Mubarak mendapat penghargaan karena dinilai telah memajukan AU Mesir setelah dikalahkan Israel pada Perang Timur Tengah 1967. Dia juga salah seorang ahli strategi dalam Perang Yom Kippur, yang menghasilkan perjanjian damai dengan Israel dan dikembalikannya wilayah Sinai kepada Mesir.

Pada tahun 1975, Mubarak kemudian diangkat menjadi wakil presiden (Wapres). Tiga tahun kemudian, dia menjadi Wakil Ketua Partai Nasional Demokrat.

Setelah Presiden Anwar Sadar terbunuh pada 1981, Wapres Mubarak otomatis terpilih menjadi presiden Mesir. Dia terpilih kembali pada 1987, 1993, 1999 dan 2005. Dia adalah Presiden dengan masa jabatan terlama di Mesir sejak Mohammad Ali pada awal abad ke 19. Mubarak juga presiden dengan masa jabatan terlama di negara-negara Arab.

Menurut stasiun berita BBC, Mubarak selamat dari enam percobaan pembunuhan. Dia menikahi Suzanne Thabet dan memiliki dua anak, Alaa dan Gamal. Yang terakhir ini sering disebut sebagai pengganti yang tepat untuk ayahnya. Namun, Gamal dikabarkan sudah pergi meninggalkan Mesir di tengah kekacauan di negaranya.

Keberadaan Mubarak pun tidak diungkapkan, apakah tetap bertahan di Kairo atau pindah ke tempat lain. Namun, bagi banyak kalangan di Mesir, rakyat kini lebih merasakan kepedihan ditindas rezim Mubarak ketimbang mengenang kehebatannya di masa lalu. (hs)

Kebakaran besar melanda Toko frame atau bingkai di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Jaksel) Kamis 18 April 2024 malam.

Kondisi Mengenaskan 5 Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Jakarta Selatan

"5 korban rata-rata luka bakar ada di kepala, tangan, dan kaki. Setelah kita evakuasi langsung kita larikan ke RSUD Mampang Prapatan," ujar Kompol David Kanitero.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024