Pengungsi Mulai Tak Yakin Ternaknya Diganti

Asmo Sumardi, warga Kemalang, Klaten. Rumahnya 7 km dari Merapi
Sumber :
  • Heru Lesmana/VIVAnews

VIVAnews - Para pengungsi Merapi mulai tidak percaya dengan janji pemerintah mengganti hewan ternak mereka yang mati dan terlantar akibat letusan Merapi. Sampai saat ini tidak ada kejelasan. Pengungsi pun nekat menjenguk ternaknya meski ada di kawasan berbahaya.

Sebelumnya pemerintah mengumumkan akan mengganti sapi potong jantan dihargai Rp22 ribu per kilogram sapi hidup. Untuk sapi betina perah yang tidak bunting dan tidak sedang diperas susunya (laktasi) dihargai Rp20 ribu per kilogram. Untuk sapi potong jantan dan sapi betina perah beratnya bisa mencapai lebih 400 kilogram perekor. Itu artinya harganya bisa mencapai Rp8 juta sampai Rp10 jutaan.

Sedangkan untuk harga sapi yang sedang diperah dilego Rp10 juta/ekor. Untuk sapi dara bunting Rp9 juta dan sapi dara Rp7 juta dan anak sapi atau pedet Rp5 juta. Dengan penggantian ini, pemerintah berharap tidak ada lagi pengungsi yang nekat ke rumahnya hanya untuk memberi makan ternak mereka.

Asmo Sumardi, 65 tahun, pengungsi asal Blorong, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten mengaku hampir setiap pagi dia kembali ke rumahnya yang terletak sekitar 7 km dari puncak Merapi untuk memberi pakan dua ekor sapinya. Namun, pada siang hari dia sudah kembali turun ke lokasi pengungsian.

Asmo mengaku sudah mendengar pernyataan presiden bahwa ternaknya akan diganti dengan sejumlah uang. Namun, dia tidak percaya. Ada beberapa sebab. Pertama, karena petunjuk pelaksanaannya belum jelas. Kedua, kerepotan menghadapi prosedur penggantian. Ketiga, khawatir ternaknya jadi kurus. "Kalau kurus bagaimana," katanya, Jumat 12 November 2010.

Secara terpisah, Bagian Logistik pada Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Klaten, Suwardi mengatakan, petunjuk pelaksanaan penggantian ternak yang terkena dampak Merapi memang belum ada. Dia mengatakan, baru sebatas pernyataan lisan dari Presiden untuk mengganti sekitar Rp 8 juta per sapi. "Secara pasti belum ada," katanya di posko Kabupaten.

Kepala Dinas Pertanian, Sri Mulyaningsih, juga mengatakan serupa. Pedoman kerja penggantian tersebut belum ada. Sehingga, pihaknya tidak melakukan sosialisasi untuk itu. "Mereka (pengungsi) hanya dengar di TV," katanya, di ruang kerjanya.

Sri mengatakan, yang bisa dilakukan pihaknya adalah membantu evakuasi ternak, memberi sedikit bantuan pakan, dan mendata. "Kami bantu semampu kami," ucapnya.

Pendataan baru dapat dilakukan sejak hari Senin, 15 November 2010. Kecamatan Kemalang, yang paling banyak pengungsinya, memiliki 9.838 ekor ternak besar (sapi, kerbau), dan 2.484 ekor ternak kecil (kambing). Sampai Kamis, 11 November 2010, yang telah dievakuasi sebanyak 2.484 ekor ternak besar, dan 323 ekor ternak kecil. Lokasi pengungsian ternak tersebar di 43 titik wilayah Kabupaten Klaten. Menempati lapangan-lapangan, dan kantor-kantor Kabupaten Klaten.

Viral Video Transformasi Makeup Pengantin Jadi Sorotan Netizen

Laporan: Heru Lesmana Syafei | Klaten

Anies hadiri acara penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wakil Presiden Terpilih di KPU.

Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak

Anies juga merespons soal kemungkinan dirinya bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto, termasuk jika ditawari kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024