- Heru Lesmana/VIVAnews
VIVAnews - Status Awas Gunung Merapi tampaknya tidak membuat nyali warga di sekitar gunung itu jadi ciut. Saban hari ribuan pengungsi nekat pulang ke rumah untuk berbagai keperluan. Padahal pucuk merapi terus memuntahkan awan panas.
Data dari Posko Kopassus di Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, menunjukkan bahwa pada Kamis kemarin, sekitar 1.600 orang pulang ke rumah. Dan itu hanya jumlah warga yang pulang lewat pos penjagaan di Jalan Utama, dekat pasar kecamatan.
Jumlah sesungguhnya bisa lebih banyak lagi, sebab banyak jalan yang bisa ditempuh pengungsi untuk pulang. Para penjaga di pos mencatat asal-usul para pengungsi, lokasi pengungsian mereka dan tujuan pulang ke rumah itu.
Komandan Tim Kopassus Klaten, Mayor Sadono, mengatakan, pihaknya memberi toleransi terhadap warga untuk pulang. Pertimbangannya, warga perlu membersihkan rumahnya dari abu Merapi, memberi pakan ternaknya, dan memantau keamanan kampung.
Sebanyak 60 anggota Kopassus ditempatkan di posko Kecamatan Kemalang, yang merupakan posko paling dekat dengan gunung. Pasukan itu ditempatkan semenjak erupsi pertama Merapi, tanggal 26 Oktober. "Kami ingin memberi rasa aman," ucapnya di posko, Jumat 12 November 2010.
Berbahaya memang, tapi warga nekat. Sadono menegaskan bahwa pihaknya selalu menjaga komunikasi dengan pengungsi yang pulang ke rumah itu. Pengungsi diperingatkan segera turun, jika sirine tanda bahaya bunyi. Setiap pulang, pengungsi dibatasi waktunya. Maksimal hanya sampai pukul 16.00 WIB. "Setelah itu, semua harus segera turun," tegasnya.
Menurut data dari Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Klaten, jumlah pengungsi sampai Kamis tercatat mencapai 113.228 jiwa.
Aktivitas Merapi hingga siang ini masih mengeluarkan asap solfatara. Asap tinggi terpantau dari Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten.
Laporan: Heru Lesmana Syafei | Klaten
Arema FC Bakal Rotasi Pemain Saat Lawan PSM Makassar
Arema FC akan menjalani salah satu laga penentu nasib mereka musim depan di Liga 1. Laga melawan PSM Makassar di pekan ke 33
