Orang Gemuk Dikenakan Pajak

Wanita Gemuk
Sumber :
  • doc.Corbis

VIVAnews - Memiliki tubuh gemuk memang menyiksa. Selain berisiko tinggi terhadap serangan penyakit berbahaya, kelebihan lemak di tubuh juga bisa membuat diri terdiskriminasi di lingkungan sosial.

Seperti dikutip dari laman Telegraph, warga negara Jerman yang memiliki tubuh gemuk akan dikenakan pajak lebih besar dibandingkan warga yang memiliki tubuh ideal. Tapi, mekanismenya masih dibahas.

Seorang anggota parlemen konservatif pendukung pemerintah mengatakan, kebijakan yang tengah menjadi pembahasan di parlemen itu ditempuh karena orang gemuk rentan terhadap penyakit. Ia mengungkap, orang gemuk di negaranya cenderung menyedot anggaran kesehatan lebih besar dibandingkan dengan mereka yang memiliki tubuh ideal.

"Saya pikir itu masuk akal bahwa orang yang sengaja hidup tak sehat membawa beban terhadap keuangan," kata Mr Wanderwitz, salah satu anggota parlemen muda.

Juergen Wasem, seorang ekonom, mengusulkan makanan berkalori tinggi penyebab kegemukan seperti coklat harus dikenai pajak pembelian tinggi dan dilabeli dengan peringatan kesehatan. "Seperti tembakau, kita harus mengenakan pajak pembelian barang-barang konsumsi tidak sehat di tingkat lebih tinggi," ujarnya. "Pajak itu kemudian dimanfaatkan untuk pos anggaran kesehatan."

Di Jerman, permasalahan kesehatan yang menimpa warga dengan obesitas menjadi hal serius karena menjadi beban negara. Sebab, sistem kesehatan di negara tersebut dibiayai oleh serangkaian dana asuransi kesehatan wajib yang dibayarkan seluruh warga. Kebijakan itu ditempuh dengan tujuan untuk menutup defisit anggaran kesehatan akibat peningkatan jumlah penyakit akibat obesitas.

Meski demikian, usulan pengenaan 'pajak lemak' itu mendapat pertentangan dari kalangan oposisi.

Sebelumnya, maskapai penerbangan terbesar di Eropa, Air France-KLM, juga berencana mengenakan denda bagi penumpang bertubuh gemuk yang tak cukup menempati satu kursi. Nilai denda sebesar 75 persen dari harga tiket. Namun, belakangan manajemen maskapai Air France-KLM membantah aturan itu.

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Baca juga: Mengapa Wanita Takut Gemuk

Pepaya

Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya

Buah pepaya yang dibuang oleh pedagang ini diduga dalam kondisi masih layak untuk dikonsumsi dan ada juga yang sudah busuk, sehingga menumpuk diakses jalan depan los buah

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024