Bisa Bicara Berkat Transplantasi Sel Punca

VIVAnews - Perkembangan dunia kedokteran di bidang sel punca (stem cell) berhasil dilakukan untuk pertama kalinya oleh tim peneliti lintas negara . Operasi sel induk berhasil, setelah mencangkok batang tenggorokan dari donor yang telah meninggal.

Sel induk dipindahkan dari sumsum tulang pasien anak yang berusia 10 tahun. Empat jam setelahnya, sel siap digunakan untuk memicu perkembangan sel tenggorokan normal tanpa risiko transplantasi organ yang ditolak oleh tubuh.

Operasi berlangsung di Rumah Sakit Great Ormond Street London Senin pekan lalu. Seperti dikutip dari Telegraph, sekarang sang anak telah mampu menghirup oksigen sendiri dan berbicara normal.

Sel punca merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan berpotensi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Sel ini juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak. Saat terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak

Anak lelaki tersebut merupakan penerima pertama transplantasi organ yang diciptakan dari sel induk sebelum menanamkannya pada tenggorokan. Sel ditumbuhkan dalam laboratorium sebelum ditanamkan. Anak laki-laki yang belum teridentifikasi tetap menerima perawatan di rumah sakit selama dua minggu untuk memantau perkembangan sel. Diharapkan, pipa udara tenggorokan akan terbentuk sempurna dan organ yang didukung perancah buatan akan larut.
 
Profesor Martin Birchall, Kepala Divisi Transplantasi Kedokteran University College London, mengatakan operasi sel induk pertama merupakan tonggak pengobatan di masa depan. "Operasi ini merupakan pertama kali seorang anak telah menerima perawatan organ sel induk. Ini adalah batang tenggorok terpanjang yang pernah diganti sepanjang tujuh sentimeter," ucapnya.

Birchall mengatakan, operasi transplantasi dimungkinkan terjadi pada rumah sakit khusus dengan organ sel induk. "Sekarang perlu melakukan uji klinis lebih dalam yang menunjukkan bahwa konsep ini bekerja. Kami ingin melakukannya pada organ lain, terutama laring dan esofagus," katanya.
Pengobatan dengan sel induk, menurut Birchall memungkinkan hadirnya obat regeneratif bagi perawatan kesehatan yanh bisa diaplikasikan pada organ lain.

Pasien anak lahir dengan tenggorokan dengan dimeter tenggorok satu milimeter sehingga tak mampu bernapas sendiri. Operasi memperluas tenggorokan dengan logam mendukung bertahan selama satu tahun. Namun, logam menusuk pembuluh darah dan mengakibatkan pendarahan besar.

Perancah logam diperbaiki dan bertahan sampai anak berusia 10 tahun. November 2009 lalu, logam tenggorok buatan kembali menembus pembuluh darah. Akhirnya, tim ahli dari Universitas College London, Florence, di Italia dan Barcelona di Spanyol yang sukses melakukan transpalantasi tenggorok dari sel punca (sel induk) pada 2008 mengembangkan teknik serupa bagi anak laki-laki tersebut.

Prof Elliott, Direktur layanan trakea RS Great Ormond Street mengatakan sejumlah besar pasien akan memanfaatkan teknik ini di masa depan. "Jika kita bisa memasukkan dalam tiap organ siapapun dan mengganti jaringan dari sel-sel mereka sendiri akan mengurangi risiko operasi. Perbaikan organ dari segala macam operasi bisa ditingkatkan," katanya.

Rumah di Bangkalan Hancur Usai Petasan Meledak, 3 Orang Jadi Korban
Manchester United

Prediksi Semifinal Piala FA: Coventry City vs Manchester United

Duel Coventry City vs Manchester United dalam Semifinal Piala FA di Stadion Wembley, Minggu 21 April 2024, pukul 21.30 WIB. Berikut prediksinya.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024