VIVAnews - Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penodaan Agama dinilai sudah usang. Meski begitu, undang-undang itu tidak perlu dicabut, melainkan cukup direvisi.
Demikian disampaikan Antropolog UI Ahmad Fedyani Syaifudin dalam keterangannya saat menjadi ahli dalam sidang uji materi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penodaan Agama di Mahkamah Konstitusi, Jumat 19 Maret 2010.
"Penetapan PNPS (UU Penodaan Agama) dibuat denganĀ pendekatan positifistik dalam semangat integrasi dan alam demokrasi terpimpin. Pencegahan penodaan agama dibuat seketat mungkin sehingga terjadi benturan," kata Antropolog UI Ahmad Fedyani Syaifudin.
Menurut dia, sejak terbentuk, Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki keragaman baik geografis, ras, etnik, agama, dan gelolongan ekonomi. Dalam kondisi seperti itu setiap individu memiliki hak harus dijamin negara. Sampai saat ini pun keragaman itu masih ada. Namun, kondisi sosial, ekonomi, masyarakat sudah berbeda dibandingkan tahun-tahun ketika undang-undang itu dilahirkan.
"Masyarakat bangsa kita kini hidup dalam masa berbeda dibandingkan masa demokrasi terpimpin 1960-an," katanya.
Sebab itu, kata dia, semakin pentingnya meletakkan menusia sebagai subjek, bukan lagi objek. "Yaitu subyek yang mampu berpikir, demokrasi sejalan dengan meningkatkan kebebasan individu," katanya.
Syaifudin menekankan pentingnya peraturan baru yang mampu mengakomodasi semangat toleransi dan multikulturisme untuk membangun generasi baru yang lebih kultural. "Saya yakin ahli hukum kita niscaya mampu," katanya.
Sidang hari ini merupakan sidang yang ke-11 sejak sidang perdana pada 17 November 2009 lalu. Selain AF Syaifudin, Mahkamah menghadirkan pakar komunikasi Jalaludin Rakhmat serta ahli dari pemerintah, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Khofifah Indar Parawansa.
VIVA.co.id
20 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Corporate Secretary Pelita Air, Agdya Yogandari mengatakan, Pelita Air berhasil mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan saat arus balik Lebaran Idul Fitri.
Serangan mengejutkan dari Iran sebagai balasan terhadap Israel yang menyerang pangkalan militer Iran di Damaskus, Suriah, membuat dunia terkejut sekaligus meningkatkan es
Masyarakat baru saja merayakan Puasa Ramadan dan Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2024, pada momen itu mayoritas masyarakat menjalankan tradisi mudik ke kampung halaman. Dari
Ketua DPP BERANI, Lorens Manuputty menyoroti tiga krisis yang terjadi di Indonesia saat pelantikan tersebut. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis yang
Wabah PMK atau Penyakit Mulut dan Kuku masih menjadi momok menakutkan bagi para peternak. Adanya hal ini, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang terus memasifkan pem
Selengkapnya
VIVA Networks
Yogyakarta Tuan Rumah Seri Pembuka Superchallenge Supermoto 2024, Catat Tanggalnya
100KPJ
3 jam lalu
Superchallenge Supermoto Race 2024 Seri Kejurnas bakal berlangsung sebanyak lima seri di lima kota berbeda. Untuk seri pembuka akan berlangsung di Yogyakarta.
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Berikut lirik lagu I Can Do It With A Broke Heart yang dinyanyikan oleh Taylor Swift dalam album The Tortured Poets Department, dan resmi dirilis pada 19 April tahun 2024
Penyanyi dangdut Ayu Ting Ting mulai dikaitkan dengan Sandra Dewi karena kemunculan satu gambar yang menimbulkan kesan kemiripan, terutama dalam hal gaya rambut.
Selengkapnya
Isu Terkini