Try Out Ujian Nasional SMA di Surabaya Jeblok

SURABAYA POST -- Hasil uji coba (try out) Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA dan MA di Surabaya yang digelar serentak akhir Januari lalu, jeblok. Dari 18.590 siswa yang mengikuti tryout, 13.907 diantaranya dinyatakan tidak lulus. Jumlah ini setara dengan 74,81 persen. Meski demikian, pihak Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya tidak terlalu kaget. Lho?

Menurut Dispendik, hasil try out pertama ini sudah diprediksi jeblok. Ini tidak terlepas dari bobot soal. “Soal try out pertama ini dibuat dua tingkat lebih sulit dari standar UN. Maka jika banyak yang tidak lulus wajar,” ujar Ruddy Winarko, Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Kabid Dikmenjur) Dispendik Surabaya, Jumat (5/2).

Keputusan membuat soal yang lebih sulit dari soal UN ini diambil Dispendik untuk memetakan tingkat kemampuan siswa. Nantinya dari hasil ini Dispendik bisa menentukan pos yang harus dibenahi. “Kalau nilainya bagus semua, kami malah kebingungan menentukan kekurangan dan pembenahan,” jelas Ruddy.

Meski demikian Ruddy berharap pada try out tahap berikutnya yang direncanakan akhir Februari nilainya bisa meningkat. Dari hasil try out dapat dilihat tingkat ketidaklulusan tertinggi ada di jurusan IPS.

Mengenal Tradisi Hantaran di Indonesia, Simbol Rasa Syukur dan Kasih Sayang

Untuk siswa SMAnNegeri dan swasta, tingkat ketidaklulusan mencapai 77,94 persen. Di Madrasah Aliyah, dari 266 siswa yang ikut hanya dua yang lulus atau dengan kata lain tingkat ketidaklulusannya mencapai 99,25 persen.

Di jurusan IPA, tingkat ketidaklulusan di SMA mencapai 71,29 persen sedangkan di MA mencapai 98,73 persen. Di Jurusan bahasa, dari 193 siswa yang ikut tryout, 136 diantaranya dinyatakan tidak lulus atau mencapai 70,47 persen.

Pendapat lain dikemukakan Ketua Dewan Pendidikan Jatim Zainudin Maliki. Dia menilai jebloknya hasil try out SMA dan MA itu karena peserta tidak serius mengerjakan soal. Pasalnya, rata-rata siswa menganggap try out dengan UN berbeda.

“Ketika menjawab soal UN, bisa jadi siswa lebih serius. Tapi hasil try out ini lebih objektif daripada UN,” ujarnya.

Objektif dalam hal ini menurut Zainudin, adalah tidak adanya campur tangan pihak lain dalam mengerjakan soal seperti pada UN. “Jadi hasil nilai yang diperoleh siswa biasanya murni,” lanjutnya.

Meski demikian, Zainudin teteap berharap uji coba semacam sesering mungkin dilakukan. ”Semakin sering, semakin bagus. Siswa akan banyak menghapal, karena salah satu kunci sukses menjawab soal UN adalah kemampuan menghapal,” tandasnya.

Laporan: Denny Sagita

Wakil Ketua KPK Dilaporkan ke Dewas Terkait Pelanggaran Etik
Taspen.

Cara Taspen Perkuat Srikandi Jadi Penggerak Finansial

PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) menegaskan komitemnnya terus mengoptimalkan peran Srikandi jadi penggerak finansial.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024