SURABAYA POST -- Samani (43), Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Suluk, Kec. Dolopo, Kab. Madiun, tewas di Kelantan Malaysia akibat dipatuk ular. Jenazahnya tiba di Madiun, Kamis 4 Februari sore.
Mobil ambulans membawa jenazah Samani dari Bandara Juanda Surabaya tiba di rumah duka RT 9/RW 4 pada pukul 15.30. Salah seorang adik Samani, Martini, sempat pingsan begitu jenazah kakaknya dalam peti dikeluarkan dari ambulans.
Ibunya, Ny Murah, malah tampak lebih tegar. Ia meratapi kematian anaknya hanya dengan lelehan air mata. Setelah disemayamkan dan disalati selama sekitar 30 menit, jenazah Samani dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Suluk.
Menurut keterangan keluarganya, Samani meninggal akibat dipatuk ular di kongsi (tempat tinggal para TKI yang bekerja di perkebunan), Senin (1/2), saat ia mengambil air wudu untuk salat subuh. Pada saat tubuhnya membungkuk, dari ranting pohon di atas pancuran air wudu itu muncul ular yang kemudian mematuk tengkuknya.
"Teman-temannya sesama TKI berusaha menolong dan melarikan Mas Samani ke rumah sakit di Kelantan. Namun, jiwanya tak tertolong dan akhirnya meninggal di rumah sakit itu," ujar Supri, salah seorang adik iparnya.
Menurut Supri yang juga pernah merantau selama 5 tahun di Malaysia, kakak iparnya sudah empat kali bekerja di Malaysia. Yang terakhir, ia berangkat 8 bulan lalu dan belum sempat kirim uang untuk ibunya yang sudah lama menjada karena ditinggal mati Saeran, suaminya.
Samani tinggal bersama puluhan orang TKI asal Madiun dan sekitarnya yang bekerja di lahan perkebunan sayur. Seperti para TKI yang bekerja di perkebunan, mereka tinggal di bangunan barak yang lazim disebut kongsi di tepian kebun sayur.
Paryono, salah seorang teman akrab Samani memberikan kesan, Samani seorang ustad yang baik. Dia pernah beberapa tahun mondok di Pondok Pesantren At-Tahdzib Jombang. Di pondok tempat dia menuntut ilmu itu pula, almarhum sempat menjadi ustad selama beberapa tahun.
"Sekarang ini sebenarnya dalam ikhtiar mencari rezeki dan isteri. Namun, belum sempat ikhtiarnya terkabul, dia lebih dulu dipanggil Allah. Atas nama keluarga, saya memintakan maaf kepada handai taulan dan keluarga pondok pesantren tempat dia menuntut ilmu dan mengajar," ujar Paryono.
Laporan: Siswowidodo
VIVA.co.id
24 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Pertandingan tersebut bakal berlangsung di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat dini hari WIB, 26 April 2024. Duel ini bisa dibilang sangat menarik, pasalnya
Seorang pria asal Malang, Jawa Timur yang dulunya adalah guru bagi banyak pendeta akhirnya memutuskan untuk masuk Islam. Keputusan dia menjadi mualaf tentu menyita
UGM: Tiga Kunci Sukses Berkarir, Kuasai Jejaring, Mampu Berkomunikasi, Punya Semangat Daya Juang
Wisata
30 menit lalu
Direktur Pemasaran dan Penjualan, Bisnis Indonesia Group, sekaligus Alumni UGM, Hery Trianto membagikan pengalamannya di bidang media, dalam pembekalan kepada 1.387 Calon
Irham menyampaikan, longsor di tebing tersnut terjadi 3 kali saat desa tersebut diguyur hujan deras pada tahun ini. Diduga tidak kuat menahan gerusan ai hujan.
Selengkapnya
Isu Terkini