Pertama di Solo, Rumah Sakit Resepkan Obat Herbal

Ilustrasi herbal.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq (Solo)

VIVA Lifestyle – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno Solo menjadi salah satu rumah sakit di Solo yang mulai memberlakukan pengobatan herbal kepada pasien. Untuk menyediakan layanan pengobatan herbal, pihak rumah sakit pun menggandeng PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

Penyanyi Bro Hizrah yang Sempat Viral Kini Sukses Jadi Milyarder di Bisnis Herbal

Kerja sama untuk integrasi pelayanan kesehatan dengan herbal tradisional dan modern dihadiri Ketua Dinas Kesehatan Solo Siti Wahyuningsih, Direktur Utama RSUD Bung Karno Solo Wahyu Indianto dan Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat. Selain itu juga ditandai dengan meluncurkan Kios Sehat Natural Sido Muncul di rumah sakit tersebut.

Direktur Utama RSUD Bung Karno Solo, dr Wahyu Indianto menjelaskan RSUD Bung Karno Solo menjadi tempat yang menjadi alternatif untuk pengembangan pengobatan herbal atau pengobatan tradisional. Menurut dia, tujuan dengan pengembangan pengobatan herbal sebagai salah satu untuk melestarikan obat-obat herbal yang merupakan pusaka tak benda milik bangsa ini.

Ahli Waris 7 Korban Kecelakaan Bus Rosalia Indah Terima Santunan dari Jasa Raharja

Ilustrasi vitamin/obat.

Photo :
  • Freepik/freepik

“RSUD Bung Karno menjadi tempat pengembangan herbal medicine atau traditional medicine. Jadi acara ini inisiasi untuk mengenalkan jamu sebagai pilihan di luar obat-obat konvensional. Kita menuju satu-satunya rumah sakit yang memakai obat herbal,” kata dia di sela-sela acara di RSUD Bung Karno Solo, Selasa, 21 Februari 2023.

Karena Hal Ini, Fairuz A Rafiq dan Sonny Septian Rayakan Lebaran di Rumah Sakit

Wahyu menyebutkan pemakaian obat herbal untuk pengobatan kepada pasien dinilai sangat aman. Menurut dia proses pembibitan, penanaman, panen hingga pengolahan tanaman yang menjadi bahan baku obat herbal itu sudah sangat terstandar.

“Aman itu dari proses produksi obat herbal sangat aman dan terstandar. Kelembabannya, kesadahannya, kontaminannya semua terstandar,” ujarnya.

Oleh sebab itu, pelayanan terintegrasi untuk pengobatan di RSUD Bung Karno Solo menjadi alternatif untuk pengobatan kepada pasien. Selain menyediakan obat-obatan herbal juga menyiapkan layanan akupuntur sebagai salah satu pengobatan tradisional.

“Makanya disebut pelayanan terintegrasi jadi dokter-dokter kalau mau menggunakan layanan herbal, layanan akupuntur dan layanan yang lain juga. Jadi ini tidak berseberangan tapi saling melengkapi komplementer,” ujar dia.

Sementara itu Direktur Utama PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat mengatakan, RSUD Bung Karno Solo merupakan rumah sakit kedua yang menjalin kerjasama dengan Sido Muncul untuk pengobatan herbal. Menurut dia, obat-obat herbal bisa membantu untuk pengobatan pasien di rumah sakit.

Ilustrasi tanaman herbal.

Photo :
  • U-Report

“Ini rumah sakit yang kedua, jadi kita punya kerja sama dengan rumah sakit. Yang pertama Rumah Sakit Panti Wilasa Semarang. Selanjutnya nanti rumah sakit di Bali,”kata dia.

Ia pun menyambut baik masuknya obat herbal seperti jamu masuk ke rumah sakit. Menurut dia, khasiat obat herbal tak kalah bagus dengan obat kimia. Lantas obat herbal yang memiliki khasiat mumpuni adalah kunyit karena mengandung curcuinoid yang baik untu liver.

“Semua makanan itu menggunakan pengawet, udaranya polusi sehingga yang bekerja keras kan liver. Kunyit itu memperbaiki fungsi liver. Kunyit dan temulawak itu memperbaiki liver. Salah satu kunyit yang terbaik di dunia itu dari Indonesia,” ujar dia.

Menurut Irwan, masuknya obat herbal ke rumah sakit menyebabkan jamu naik kelas dan mendapat kepercayaan dari dunia kedokteran. Dengan masuknya obat herbal ke rumah sakit akan mendapatkan masukan dari dunia kedokteran.

“Tapi yang pasti produk kami, mesti lolos screening itu ada enam tahapan screening. antara lain bebas pestisida, pupuk, ligam berat, bebas DNA babi, dan EG/DEG pelarut. Padahal sebenarnya kami tidak menggunakan pelarut itu. Sido Muncul tidak menggunakan pelarut itu, yang kami khawatirkan opini dari media sosial dan persepsi di masyarakat sehingga kami lakukan screening,” ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya