Bahaya Mikroplastik Jika Masuk ke Dalam Tubuh

Mikroplastik.
Sumber :
  • HORIBA

VIVA – Pegiat lingkungan Greenpeace Indonesia mengimbau masyarakat untuk tidak lagi mengkonsumsi air mineral dalam kemasan galon sekali pakai. Hal itu disebabkan ditemukannya migrasi mikroplastik dari galon ke dalam produk air.

WHO Sarankan Ukraina Hancurkan Patogen di Lab untuk Cegah Penyebaran

Plastic Researcher Greenpeace Indonesia, Afifa Rahmi Andini, mengungkapkan dari hasil uji yang dilakukan di Laboratrium Kimia Anorganik UI ditemukan bahwa air galon sekali pakai mengandung atau terkontaminasi mikroplastik.

Saat itu, sampel air galon sekali pakai diambil dari tiga wilayah yaitu Jakarta, Depok, dan Bogor. “Mikroplastik yang ditemukan dalam air galon sekali pakai sebagian besar berbentuk fragmen dengan ukuran 2,44-63,65 mikrometer,” kata dia, Rabu, 10 November 2021.

Kejar Target, RI Akan Kedatangan 2,88 Juta Dosis Vaksin Moderna

Menurutnya, mikroplastik yang ditemukan dalam air galon sekali pakai itu didominasi jenis PET, yaitu polimer pembuat kemasan galon. Ia mengatakan konsentrasinya memang tidak terlalu besar hanya sekitar 0,2 sampai 5 mg per liter.

“Tapi, kalau kita lihat jumlah partikelnya sangat banyak. Ada 85-95 juta partikel per liter atau 570 juta-1.275 juta per galon,” ungkapnya. Migrasi mikroplastik galon sekali pakai ke dalam produk airnya itu berpotensi masuk ke dalam tubuh para konsumen.

WHO Peringatkan Pandemi COVID-19 Masih Jauh dari Kata Selesai

Dari kuesioner yang disebar Greenpeace kepada 38 konsumen galon sekali pakai, diperoleh hasil bahwa rata-rata mereka mengonsumsi air galon sekali pakai sekitar 1,89 liter per hari. “Setelah kita hitung, dengan konsumsi sebanyak itu, mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh konsumen sekitar 0,378 mg-9,45 mg per hari,” jelas Afifa.
 
Kadar itu memang masih berada di bawah batas aman WHO. Namun demikian, kata Afifa, WHO juga memberikan catatan bahwa penelitian terkait dampak kesehatan mikroplastik ini masih terus dikembangkan.

“Jadi, WHO juga memberikan early warning terhadap penggunaan jangka panjang yang bisa menyebabkan risiko yang sangat besar,” tutur dia.

Jika mikroplastik terakumulasi dalam jaringan atau organ tubuh manusia, maka bisa memberikan beberapa masalah dalam sistem syaraf dan hormonal. "Mikroplastik di dalam tubuh manusia juga dikhawatirkan dapat menimbulkan risiko ke arah karsinogenik. Masyarakat supaya waspada,” tuturnya.

Selain dampak terhadap kesehatan, galon sekali pakai juga akan menambah masalah baru bagi lingkungan. “Kondisi sampah plastik kita yang sudah sampai pada titik krisis. Jangan ditambah lagi dengan terus berinovasi menciptakan produk-produk plastik sekali pakai," tegas Afifa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya